Sabtu 31 May 2014 11:50 WIB

NATO: Rusia Tarik Pasukan dari Perbatasan Ukraina

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Bilal Ramadhan
Milisi Pro-Rusia di Donetsk, Ukraina Timur
Foto: AP
Milisi Pro-Rusia di Donetsk, Ukraina Timur

REPUBLIKA.CO.ID, VILNIUS-- Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan Rusia sedang dalam proses menarik kembali sekitar dua pertiga pasukan yang berada dekat perbatasan Ukraina. Rasmussen juga mengumumkan para duta besar dari negara-negara Rusia dan NATO akan bertemu di Brussels pada Senin untuk pertama kalinya sejak 5 Maret.

Secara keseluruhan, dua pengumuman itu menunjukkan berkurangnya sedikit ketegangan antara aliansi militer Barat dan Rusia atas pencaplokan Krimea. NATO melihat Rusia melakukan gangguan di timur Ukraina.

NATO menghentikan semua kerja sama praktis dengan Rusia pada April sebagai protes pencaplokan atas Krimea. Pertemuan Senin diperkirakan akan membahas situasi keamanan di dan sekitar Ukraina.

"Kami telah melihat tanda-tanda penarikan parsial. Perkiraan kami sekitar dua pertiga tentara Rusia telah atau sedang ditarik kembali," kata Rasmussen di sela-sela pertemuan Majelis Parlemen NATO di ibukota Lithuania Vilnius, seperti dilansir Reuters, Sabtu (31/5).

Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki mengatakan AS terus mengamati aktivitas pasukan Rusia di sekitar perbatasan Ukraina. "Beberapa ribu tentara masih berada di sekitarnya, tetapi sebagian besar unit-unit ini tampaknya bersiap-siap menarik diri," katanya.

NATO memperkirakan Rusia memiliki sekitar 40 ribu  tentara berkumpul dekat perbatasan Ukraina. Meski ditarik, Rasmussen mengatakan Rusia masih memiliki kekuatan yang cukup besar di sepanjang perbatasan Ukraina yang siap melakukan intervensi jika diperintahkan untuk melakukannya.

"Kami menyambut baik apa yang telah kita lihat tapi kami terus mendesak Rusia menarik kembali semua pasukan dari perbatasan Ukraina," kata Rasmussen.

 

Dia meminta Rusia berhenti mendukung kelompok bersenjata pro-Rusia dan menutup perbatasan. Rasmussen mengatakan NATO harus beradaptasi dengan perang jenis baru yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina, yang katanya termasuk operasi militer rahasia dan penyimpangan informasi. Semua pasukan reaksi cepat NATO berada dalam siaga tinggi.

 

Pemerintah Ukraina mengatakan akan terus melancarkan serangan militer pada separatis. Presiden Ukraina terpilih Petro Poroshenko bersumpah akan merebut wilayah itu kembali dari tangan kelompok pendukung Rusia.

 

Ribuan warga sipil melarikan diri dari kota Slovyansk. Warga takut karena meningkatnya spekulasi tentara Ukraina sedang mempersiapkan serangan besar-besaran untuk membersihkan wilayah separatis pro-Rusia. Pada Jumat, mobil dan minibus penuh dengan penduduk yang ketakutan melaju ke luar kota. Pemandangan tersebut telah berlangsung selama beberapa hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement