Ahad 01 Jun 2014 12:19 WIB

Akibat Letusan Sangeang Api, Penerbangan ‘dari’ dan ‘ke’ Darwin Tertunda

Letusan Gunung Sangeang Api di Sumbawa
Foto: Abc News
Letusan Gunung Sangeang Api di Sumbawa

REPUBLIKA.CO.ID, DARWIN -- Penerbangan menuju dan keluar Bandara Darwin tertunda hingga 24 jam karena letusan gunung berapi di Indonesia. Gunung Sangeang Api, yang terletak di timur laut Sumbawa, meletus sejak 30 Mei malam.

Badan Meteorologi menyebut, letusan ini menimbulkan awan abu vulkanik yang bergerak ke arah tenggara. Kondisi ini berpengaruh terhadap daerah Kimberley di barat Australia, dan ujung atas Australia utara. Dengan adanya penundaan penebangan domestik dan internasional, para penumpang terdampar di Darwin pada hari Sabtu, 31 Mei.

Di kota Perth, penumpang dengan tujuan ke Bali juga mengalami penundaan penerbangan. Pihak maskapai Jetstar mengatakan, keputusan terbang kembali diambil sebelum Ahad  (1/6) pukul 2 pagi waktu setempat jika penerbangan pertama yang dijadwalkan mendarat di Darwin pukul 7.40 pagi berjalan sesuai jadwal.

Juru bicara maskapai Qantas mengkonfirmasi bahwa penerbangan pertama menuju Darwin pada 1 Juni dijadwalkan mendarat sebelum jam 1 siang. Dalam situs resminya, Qantas menjelaskan, pihaknya tengah memonitor secara intensif kondisi cuaca dan menginformasikan perkembangan terbaru sesegera mungkin.

Sementara, juru bicara Bandara Darwin menuturkan, pada tahap ini, seluruh penerbangan domestik maskapai Virgin telah ditunda, beberapa wilayah di Australia barat juga ikut terpengaruh.

Maskapai Virgin Australia merilis peringatan perjalanan yang berisi, pihaknya akan kembali menjalankan aktivitas normal segera setelah dampak abu vulkanik aman bagi aktifitas penerbangan. “Tim meteorologis kami terus memantau situasi, dan berkoordinasi dengan Pusat Pemantauan Abu Vulkanik di Darwin,” tulis maskapai ini baru-baru ini.

Maskapai regional Air North menyarankan para penumpang untuk menghubungi agen penerbangan mereka masing-masing

sumber : abc, radio australia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement