REPUBLIKA.CO.ID, LUHANSK– Ratusan separatis pro Rusia di timur Ukraina masih terus melakukan serangan di area perbatasan dekat kota Luhansk, Senin (2/6). Juru bicara layanan penjaga perbatasan, Serhiy Astakhov mengatakan kepada kantor berita AP melalui sambungan telepon bahwa setidaknya lima anggota separatis tewas dan delapan terluka.
Dia juga mengatakan tujuh orang penjaga perbatasan terluka, tiga orang diantaranya dalam kondisi kritis. Juru bicara badan perbatasan Ukraina yang lain, Oleh Slobodyan mengatakan separatis menyerang pusat perbatasan dengan senjata berat pada pagi hari.
Diperkirakan sekitar 500 pasukan pro Rusia bersenjata terlibat dalam serangan tersebut. Separatis meluncurkan sekitar 100 orang pada awal serangan, kemudian jumlahnya terus bertambah hanya dalam beberapa jam.
Serangan dilakukan oleh beberapa penembak jarah jauh yang menembaki pusat badan perbatasan dari sebuah gedung apartemen. Dilaporkan kantor berita AP, separatis mengenakan seragam. Mereka mendesak dan berjanji tidak akan melukai petugas Ukraina jika pasukan menyerah dan meletakan senjata.
Sempat terjadi gencatan senjata namun tak lama. Pertempuran kembali berlanjut. Para wartawan mengatakan separatis bergerak lebih agresif. Selain menyerang, mereka juga mencoba mendapatkan senjata dan amunisi dari pasukan Ukraina.
Pesawat militer Ukraina telah diminta untuk membantu memperkuat pertahanan. Separatis pro Rusia menyatakan pada Senin, pemerintah Ukraina melakukan serangan udara sebagai balasan. Korban luka dan tewas dari kubu mereka berjatuhan ketika jet menjatuhkan bom di gedung pemerintahan yang mereka duduki.
Setidaknya 70 orang tentara Ukraina terlibat dalam baku tembak sengit tersebut. Kontributor Aljazirah, David Chater melaporkan dari basis penjaga perbatasan, mengatakan pasukan Ukraina juga mencoba menahan relawan separatis dari Rusia yang ingin melewati perbatasan dari Rusia.
Terdengar sebuah ledakan yang mengguncang gedung wilayah. Kelompok pro Rusia menuduh militer Ukraina melakukan serangan udara. Sementara Kiev menyangkal tuduhan tersebut. Juru bicara militer Ukraina, Vladyslav Seleznyov mengatakan ledakan itu bukan berasal dari jet Ukraina, tapi dari peluncur rudal milik separatis yang macet.
Sebuah video menunjukkan akibat ledakan dimana puing-puing berserakan di sekitar bangunan. Banyak orang berusaha memindahkan korban. Kantor berita Rusia Itar Tass mengutip pernyataan Republik Rakyat Luhansk yang mengatakan angkatan udara Ukraina melakukan serangan udara di gedung pemerintahan wilayah Luhansk.