Kamis 05 Jun 2014 09:33 WIB

Letusan Gunung di Alaska Ganggu Jadwal Penerbangan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Dalam foto yang diambil pada 30 Maret 1964 lalu, warga membersihkan reruntuhan akibat gempa bumi di Alaska. (AP)
Dalam foto yang diambil pada 30 Maret 1964 lalu, warga membersihkan reruntuhan akibat gempa bumi di Alaska. (AP)

REPUBLIKA.CO.ID, ALASKA-- Sebuah gunung berapi meletus di Alaska, Rabu (5/6). Debu dan asapnya yang membumbung tinggi mengganggu penerbangan regional daerah tersebut sehingga beberapa jadwal terbang pesawat harus dibatalkan.

Gunung Pavlof mulai meletus awal minggu ini. Aktivitasnya terus meningkat. Para peneliti mengatakan letusan kali ini bisa jadi letusan terbesar dalam lima tahun terakhir. Gunung menunjukan status peringatan merah yang menandakan letusan berbahaya akan segera datang.

Tanda peringatan kemudian berubah orange yang menunjukan peningkatan potensi erupsi masih terus terjadi. PenAir Airline mengatakan pihaknya membatalkan beberapa penerbangan hingga Rabu karena kondisi gunung yang membahayakan. Sementara mereka masih memantau keadaannya setiap jam.

Pavlof sebenarnya berada di wilayah sepi yang tak berpenghuni, terletak sekitar 966 km barat daya Anchorage. Namun gunung ini berada di rute penerbangan yang sering dilalui pesawat jet antara Amerika Utara dan Asia. Umumnya pesawat terbang di ketinggian 9.144 meter. Menurut ahli geologi, Game McGimsey, abu telah menyebar hingga ketinggian 7.315 meter.

''Erupsi terus terjadi cukup kuat, termasuk aktivitas lava. Ini sangat terlihat di malam hari,'' kata McGimsey, dikutip Aljazeera.

Peringatan merah terakhir dari gunung di Alaska terjadi pada 2009. Saat itu gunung Redoubt menghasilkan serangkaian letusan yang memuntahkan abu hingga 1.500 meter ke udara. Volcano Observatory Alaska menyatakan selama 40 letusan bersejarah itu, Pavlof adalah salah satu gunung yang paling konsisten aktif di busur pegunungan Aleutian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement