Jumat 06 Jun 2014 13:10 WIB

Wah, Belanja Militer Cina Capai 145 Miliar Dolar AS

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Bilal Ramadhan
Kapal Cina berpatroli di Laut Cina Selatan
Foto: chinasmack.com
Kapal Cina berpatroli di Laut Cina Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Dalam laporan tahunan kepada Kongres, Pentagon mengatakan belanja militer Cina pada 2013 melebihi 145 miliar dolar AS. Angka tersebut jauh lebih tinggi daripada penghitungan resmi Cina.

Anggaran tersebut digunakan untuk memodernisasi persenjataan kapal perang, jet, rudal dan senjata siber. Perkiraan Pentagon itu dihitung berdasarkan harga pada tahun lalu dan nilai tukar. Cina mengumumkan belanja militer mereka sebesar 119,5 miliar dolar AS atau 21 persen lebih rendah dari penghitungan Amerika. Pentagon menyebut kemampuan pertahanan Cina stabil.

Namun, Pentagon mengakui memperkirakan pengeluaran Cina merupakan hal yang sulit karena kurangnya transparansi dan transisi yang tidak lengkap dari komando ekonomi. Kementerian Pertahanan Cina, dalam sebuah pernyataan di situsnya, mengatakan pihaknya dengan tegas menentang laporan Pentagon.

"Tahun demi tahun Amerika Serikat mengeluarkan apa yang disebut laporan 'Perkembangan Militer dan Keamanan di Cina', mengkritik pertahanan dan pembangunan militer Cina dan melebih-lebihkan ancaman militer Cina. Semua itu benar-benar salah," kata kementerian, Kamis (5/6).

Terkait isi rinci laporan Pentagon tahun ini, kementerian pertahanan Cina sedang melakukan evaluasi dan akan bereaksi lebih lanjut tergantung pada situasi. Laporan itu muncul hanya beberapa hari setelah Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel, dengan menggunakan bahasa yang luar biasa kuat, menuduh Cina mengacaukan keamanan kawasan demi mengejar klaim teritorial.

Cina mengklaim hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan. Cina juga menolak klaim tandingan dari Taiwan, Brunei, Vietnam, Filipina dan Malaysia. Jepang juga memiliki sengketa wilayah dengan Cina atas pulau-pulau di Laut Cina Timur.

Laporan 96 halaman tersebut mengatakan Cina mempersiapkan kemungkinan menempatkan anjungan minyak di Laut Cina Selatan dan Timur. Laporan itu juga mencatat Oktober lalu dilakukan pengeboran bernama Maneuver 5 di Laut Filipina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement