Sabtu 21 Jun 2014 00:51 WIB

Tolak Gencatan Senjata, Militan Pro-Rusia Diserang

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Aktivis pro-Rusia Ukraina
Foto: AP/Maxim Dondyuk
Aktivis pro-Rusia Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV– Pasukan pemerintah Ukraina dan separatis pro Rusia kembali terlibat pertempuran sengit di timur pada Kamis (19/6). Bentrokan terjadi pasca penolakan separatis pada penawaran gencatan senjata yang diajukan presiden Ukraina, Petro Poroshenko. Seorang komandan separatis mengatakan pihaknya mengalami kerugian besar dalam pertempuran tersebut.

Meski bertekad mengakhiri krisis, pasukan pemerintah tetap mengetatkan penjagaan menggunakan senjata artileri dan baju besi. Mereka menyerang separatis di dekat Krasny Liman, daerah utara Donetsk. Pasukan pemerintah mengatakan pertempuran dimulai ketika pemberontak menolak meletakan senjata.

Juru bicara pasukan pemerintah Vladyslav Seleznyov mengatakan pihaknya telah mengeluarkan ultimatum pada separatis agar menyerahkan senjata. ‘’Kami menjamin keamanan dan investigasi atas mereka dilakukan sesuai hukum jika melakukan itu, tapi mereka menolak,’’ kata dia.

Menurutnya, tindakan yang pasukan pemerintah lakukan adalah mencoba mempersempit ruang gerak separaatis dengan melakukan pengepungan. Baik pasukan pemerintah maupun separatis sama-sama menggunakan peralatan berat ketika bertempur.

Sumber militer Ukraina mengatakan ada sekitar empat ribu separatis yang terlibat. Sementara seorang sumber dari separatis mengatakan pasukan pemerintah menggunakan 20 tank dan banyak kendaraan militer.

Rombongan pasukan pemerintah tersebut menyerang desa Yampil, sekitar 12 km di timur Krasny Liman. Komandan utama separatis, Igor Strelkov melaporkan pihaknya kalah berat dalam peralatan. Menurutnya, pertempuran tidak sebanding.

‘’Kami mengalahkan serangan pertama mereka dan berhasil menghancurkan satu tank, tapi mereka punya 20 tank,’’ kata dia.

Pasukan separatis hanya bisa mencoba bertahan dengan perlengkapan seadanya. Strelkov meminta Moskow melakukan sesuatu untuk membantu mereka. ‘’Saya masih berhadap Moskow memiliki kepedulian,’’ kata dia dikutip BBC.

Sementara dilaporkan tidak ada korban dari pihak pemerintah. Artileri diledakan dari kota terdekat Siversk. Pertempuran dengan senjata mesin bisa terdengar dari radius tiga kilometer. Asap yang membumbung tinggi mengindikasi posisi pemberontak yang terkena serangan.

Seorang saksi mata di Yampil, Olesya mengatakan pasukan pemerintah telah memasuki desa dengan kendaraan lapis baja. ‘’Ada pertempuran sepanjang malam. Pesawat lalu lalang. Kami juga mendengar suara senjata berat. Di sini sangat mengerikan,’’ katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement