REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD– Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry berjanji akan memberikan dukungan yang kuat dan berkelanjutan kepada pemerintahan Irak. Pernyataannya ini disampaikan setelah ia bertemu dengan sejumlah tokoh politisi utama di Baghdad.
Ia melanjutkan serangan yang dilakukan oleh militan ISIL mengancam keberadaan Irak dan semakin berbahaya. Pada Senin kemarin, Kerry pun bertemu dengan Perdana Menteri Irak Nouri Maliki membahas krisis yang tengah terjadi. Ia juga bertemu dengan tokoh utama Syiah dan Sunni.
“Dukungan kuat akan terus diberikan, dan jika para pemimpin Irak mengambil langkah untuk membawa kembali negara ini secara bersama-sama, ini akan menjadi sangat efektif,” katanya.
Dukungan AS ini dapat membuat perlawanan pasukan keamanan Irak menghadapi ISIL akan lebih efektif dan dengan cara yang menghormati kedaulatan Irak. Kerry mengatakan, Irak menghadapi ancaman nyata dan para pemimpin Irak harus menghadapi ancaman itu.
“Masa depan Irak bergantung pada keputusan yang diambil oleh para pemimpin Irak serta bergantung pada kemampuan para pemimpin untuk menyatukan warganya,” katanya seperti dilansir dari BBC.
Kerry juga mengatakan Maliki menegaskan kembali komitmennya untuk membentuk pemerintahan baru pada 1 Juli. Namun, lanjutnya, tak ada negara yang memiliki hak untuk memberitahu kepada warga Irak siapa yang harus memimpin mereka. “Semuanya bergantung pada warga Irak,” katanya.
Dalam perkembangan terakhir, pemberontak ISIL telah menguasai sejumlah kota di utara dan di barat. Mereka telah mengambil alih bendungan terpenting di dekat Haditha dan telah menguasai perlintasan perbatasan di Suriah dan Yordania dari pasukan pemerintah.
Bandara utama di kota Tal Afar pun telah jatuh ke tangan para pemberontak. Kota itu dilaporkan juga telah dikuasai pemberontak. Juru bicara militer Irak mengatakan ratusan pasukan Irak telah tewas dalam pertempuran terakhir.