Selasa 24 Jun 2014 10:49 WIB

Krisis Irak, 70 Tahanan Tewas Diserang

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Sukarelawan ikut bantu pasukan Irak
Foto: Reuters
Sukarelawan ikut bantu pasukan Irak

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD– Sumber kepolisian mengatakan sebanyak 70 tahanan telah tewas di dekat kota Hillah, selatan Baghdad. BBC melaporkan, para tahanan yang didakwa atas tindakan terorisme itu tengah dipindahkan ke selatan untuk alasan keamanan ketika sekelompok pria bersenjata tiba-tiba menyerang.

Para tahanan itu pun tewas dalam baku tembak. Menurut kepolisian, sejumlah anggota kepolisian juga dilaporkan terluka dan enam penyerang telah ditembak mati. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengunjungi Baghdad menyusul gerakan kelompok ISIL yang semakin meluas.

Dalam kunjungannya ini, ia pun berjanji akan memberikan dukungan yang intense dan berkelanjungan kepada pemerintahan Irak. Pada Senin, Kerry bertemu dengan Perdana Menteri Irak Nouri Maliki untuk membahas krisis tersebut. Kerry pun juga bertemu dengan tokoh penting Syiah dan Sunni.

“Dukungan akan diberikan secara intense dan berkelanjutan, dan jika para pemimpin Irak mengambil langkah bersama untuk mengambil kembali negara, itu akan sangat efektif,” katanya, seperti dilansir dari BBC.

Kerry pun mencoba untuk mengajak para politisi untuk mengatasi perpecahan sekterian dan etnis. Pemberontak ISIL telah berhasil menguasai sejumlah kota di Irak. Sejak jatuhnya kota Mosul pada awal Juni, ISIL pun berturut-turut menguasai sejumlah wilayah di barat dan di utara.

Kelompok militan ini telah menguasai kota penting di provinsi Anbar, yakni Qaim, Rutba, Rawa dan Anah. Sedangkan, sekelompok pria bersenjata juga telah menguasai pos perbatasan di Walid di perbatasan Suriah dan Traybil, di perbatasan Yordania.

Menurut para pengamat, dengan dikuasainya perlintasan perbatasan ini dapat membantu ISIL mendapatkan pasokan serta memasok senjata dan perlengkapan perang lainnya. Terakhir, AS telah mengerahkan 300 penasehat militernya ke Irak untuk membantu pemerintahan melawan para pemberontak.

Meskipun begitu, pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan penentangannya terhadap intervensi AS. “Permasalahan utama di Irak adalah antara mereka yang ingin Irak bergabung dengan kamp AS dan mereka yang ingin Irak merdeka,” katanya, menolak pembicaraan sekterian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement