REPUBLIKA.CO.ID, ERBIL– Menteri Luar Negeri AS, John Kerry menggelar pembicaraan dengan para pemimpin Kurdi. Ia mendesak mereka untuk tetap bersatu dengan pemerintahan Irak dalam masa krisis ini. Dilansir dari Aljazeera, Kerry terbang ke Erbil pada Selasa kemarin, sehari setelah bertemu dengan Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki di Baghdad.
Para pejabat AS meyakini sangat penting untuk membujuk para pemimpin Kurdi untuk tetapi bersatu dengan proses politik di Baghdad. “Jika mereka memutuskan melepaskan diri dari proses politik Baghdad akan membawa dampak negatif,” kata pejabat senior Kementerian Luar Negeri.
Para pemimpin Kurdi telah menjelaskan jika tetap bersatu dengan Irak sebagai sebuah negara maka saat ini tengah dalam keadaan bahaya. “Kami menghadapi realitas baru dan Irak yang baru,” kata Presiden Kurdistan, Massoud Barzani.
Sebelumnya, Barzani menyalahkan kebijakan Maliki yang salah dan menyebabkan kekerasan terjadi. Ia pun memintanya untuk berhenti dengan mengatakan sangat sulit membayangkan Irak masih bersama. Lima juta warga Kurdi telah memperluas wilayahnya dengan mengambil alih wilayah kilang minyak.
Dua hari setelah ISIL melakukan pemberontakannya dengan merebut kota Mosul, tentara Kurdi juga mengambil alih kota Kirkuk. Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada Senin, Barzani pun menegaskan kembali untuk menggelar referendum memisahkan diri dari Irak, dengan mengatakan waktunya bagi Kurdi untuk memutuskan nasib mereka.