REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Petro Poroshenko memperpanjang gencatan senjata dengan para pemberontak pendukung Rusia hingga 72 jam mendatang. Keputusan ini disepakati pada Sabtu menyusul diskusi darurat Poroshenko bersama dengan pejabat tinggi pertahanan Ukraina.
Dilansir dari Aljazeera, perpanjangan gencatan senjata ini telah disepakati sesuai dengan batas waktu yang ditentukan oleh pemimpin Uni Eropa untuk para pemberontak Ukraina. Hal ini dilakukan untuk menyepakati kesepakatan verifikasi gencatan senjata, mengembalikan pos pengawasan perbatasan kepada pemerintah Kiev, dan membebaskan tahanan termasuk para pengawas OSCE.
Dalam pertemuan terpisah, Poroshenko dan kepala keamanan nasional mengatakan selama 72 jam mendatang, pusat rekruitmen bagi para pemberontak Rusia yang melintasi perbatasan di Rusia seharusnya ditutup. Gencatan senjata selama sepekan akan segera berakhir pada Jumat pukul 7 malam waktu setempat. Dan kini, menurut website kepresidenan, akan berakhir pada 30 Juni pukul 7 malam waktu setempat.
Sementara itu, menurut data PBB, sekitar 110 ribu orang telah melarikan diri ke Rusia dari Ukraina. Sedangkan lebih dari 54 ribu orang telah mengungsi. "Sejak awal 2014, 110 ribu warga Ukraina telah tiba di Rusia," kata juru bicara badan pengungsi PBB, Melissa Fleming.
Lanjutnya, kebanyakan dari mereka berasal dari wilayah Donetsk dan Lugansk dimana terjadi pertempuran antara pasukan Ukraina dan pemberontak.