REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, Selasa, mendorong Rusia untuk menghentikan dukungannya pada para pemberontak pro-Moskow di Ukraina, saat Barat tengah mempertimbangkan sanksi lanjutan terhadap pemerintahan Vladimir Putin.
Dalam satu pembicaraan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Kerry mengungkapkan keprihatinan kuat pada penolakan kelompok separatis yang didukung Rusia untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mengaktifkan perpanjangan gencatan senjata 10 hari yang rapuh.
Kerry menekankan pentingnya mengambil langkah-langkah untuk de-eskalasi, dan menegaskan kembali dukungan Washington untuk Kiev, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
Ia juga menyatakan dengan jelas bahwa kami dan mitra Eropa serta internasional kami akan terus menekan Rusia untuk mengakhiri semua dukungan dan aliran senjata ke separatis, dan berbuat lebih banyak untuk mengawasi perbatasan, menurut pernyataan itu.
Washington juga menginginkan Moskow untuk menyeru kelompok separatis untuk meletakkan senjata mereka, mengembalikan pos perbatasan yang mereka ambil dari kendali pemerintah Ukraina, dan untuk melepaskan semua tahanan yang tersisa.
Tank dan pesawat tempur Ukraina melanjutkan kembali serangannya pada para pemberontak pro-Rusia, Selasa, setelah pemimpin Kiev yang didukung Barat mengabaikan upaya terakhir Eropa untuk menyelamatkan gencatan senjata tersebut.
Kiev dan sekutu Baratnya telah menuduh Putin membantu mempersenjatai dan mendanai kelompok separatis untuk membalas penggulingan pimpinan yang didukung Kremlin yang telah menolak hubungan lebih dekat dengan Eropa pada Febuari.
Kremlin membantah klaim-klaim itu tetapi masih menghadapi ancaman sanksi yang dapat menghancurkan keuangan dan sektor energi Rusia jika Putin gagal untuk menunjukkan niat yang jelas guna menyelesaikan konflik tersebut.
Kerry dan Lavrov juga membahas memburuknya situasi keamanan di Irak dan pertemuan untuk membahas program nuklir Iran antara kekuatan dunia dan Teheran yang akan dilanjutkan pekan ini, menurut juru bicara.