Rabu 02 Jul 2014 15:34 WIB

Pemimpin Oposisi Irak Serukan Jihad

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Tentara Irak
Foto: ap
Tentara Irak

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD– Pemimpin dari negara Islam yang diklaim oleh ISIL menyerukan Muslim di seluruh dunia untuk berjihad ke negara Islam di Irak dan Suriah. Abu Bakr al-Baghdadi menyerukan untuk berjihad dalam sebuah pesan audionya selama 20 menit yang diunggah di internet pada Selasa.

Aljazeera melaporkan, Baghdadi menggunakan pesan tersebut untuk menunjukan kekuasannya terhadap umat Islam di dunia. Ia pun meminta mereka untuk bangkit dan melakukan pembalasan atas apa yang terjadi pada umat Muslim di Republik Afrika Tengah hingga ke Myanmar.

“Demi Allah, kami akan melakukan balas dendam,” katanya.

Kelompok oposisi ISIL sebelumnya mengumumkan negara kekhalifahan dari Aleppo utara Suriah hingga provinsi Diyala di timur Irak pada Minggu dan mengumumkan Baghdadi menjadi pemimpinnya. Pengumuman negara khalifah ini dilakukan setelah ISIL berhasil menguasai sejumlah kota di Irak.

Negara khalifa ini dibentuk untuk menghapus perbatasan era kolonial dan menentang AS serta pemerintah Iran yang mendukung Perdana Menteri Syiah Irak, Nouri al-Maliki. Sejumlah kelompok bersenjata yang turut berperang di Suriah pun menolak pernyataan pembentukan negara khalifa serta mendesak umat Islam untuk tak berpihak dengan Negara Islam.

Asosiasi Pelajar Muslim Irak, yang dibentuk untuk mewakili minoritas Sunni, mengatakan setiap kelompok yang mengumumkan negara emirat Islam dalam kondisi seperti ini tidak untuk kepentingan Irak dan kesatuannya.

Pada Selasa, ISIL juga telah menguasai kota Boukamal di Suriah, di perbatasan Irak. Pemimpin kelompok tersebut juga dilaporkan telah membebaskan lebih dari 100 tahanan yang telah ditahan di kota Al-Bab, utara Suriah.

Berdasarkan data PBB, setidaknya 2.417 warga Irak termasuk 1.531 warga sipil telah tewas dalam kekerasan dan terorisme yang terjadi pada Juni. Angka tersebut tidak termasuk jumlah korban jiwa di barat provinsi Anbar, dimana otoritas Irak menyebutkan 244 warga sipil tewas.

Sementara itu, sidang parlemen baru Irak gagal memilih pemimpin baru negara. Dewan parlemen dijadwalkan untuk memilih ketua parlemen, namun sejak anggota dari Kurdi walkout, sidang pun tak berjalan dengan lancar.

Mahdi al-Hafez, sebagai pemimpin parlemen Irak mengatakan sidang akan kembali digelar pada pekan depan. Sesi pertama dalam sidang parlemen ini berakhir setelah dua jam berlangsung. Sidang pun tak mencapai kuorum untuk memilih ketua parlemen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement