Kamis 03 Jul 2014 13:43 WIB

Ketegangan Memuncak, Iran Kirimkan Jet Tempur ke Irak

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Warga Irak naik truk untuk bergabung dengan militer menyusul semakin meningkatnya krisis di negara itu
Foto: ap
Warga Irak naik truk untuk bergabung dengan militer menyusul semakin meningkatnya krisis di negara itu

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD– Irak mendapatkan bantuan jet tempur Iran guna memerangi oposisi ISIL. Sebelumnya, Irak juga telah memesan sejumlah jet tempur dari Rusia. Menurut pengamat Institut Internasional Ilmu Strategis (IISS) di London, pengiriman pesawat berikutnya, pada 1 Juli berasal dari Iran.

Artinya, Amerika Serikat yang juga mengirimkan pesawatnya ke Irak tengah bekerja sama dengan Iran dalam mengatasi konflik ini. BBC melaporkan, AS telah mengerahkan pesawat tak berawaknya serta helikopter ke Irak dan mengumpulkan para intelijennya.

Selain itu, Washington juga mengirimkan angkatan udara Irak dengan rudal Hellfire ke Irak. Joseph Dempsey, pengamat untuk publikasi Military Balance IISS telah mempelajari video pesawat yang dirilis oleh pemerintah Irak. Ia pun meyakini sejumlah jet tempur, Sukhoi Su-25 “Frogfoot” yang beroperasi di Irak memang berasal dari Iran.

“Analisa citra menyimpulkan hal ini. Tanda-tandanya, nomor serialnya, dan penyamarannya semua sesuai dengan yang kita ketahui terkait armada Iran,” tambahnya.

Iran pun masih menggunakan sejumlah pesawat Su-25 yang dioperasikan oleh Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC). Meskipun begitu, sangat sulit mengetahui siapa yang menerbangkan pesawat-pesawat tersebut.

Dempsey mengatakan mungkin Irak masih mempertahankan kemampuan pilot yang dapat menerbangkan pesawat itu. Namun, tak ada pilot yang memiliki pengalaman menerbangkan pesawat tersebut selama 11 tahun. “Jadi sepertinya sejumlah pendukung eksternal pun juga diberikan,” katanya.

Dalam perkembangan lainnya, Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki menawarkan amnesti kepada oposisi ISIL. “Saya mengumumkan amnesti bagi semua orang yang terlibat dalam melawan negara,” katanya. Tambahnya, amnesti ini tidak diberikan bagi orang-orang yang terlibat pembunuhan.

“Amnesti ini hanya berlaku untuk orang-orang yang sadar dan tak berlaku terhadap orang-orang yang melakukan pertumpahan darah,” katanya.

Ia juga mengatakan ia berharap dapat mengatasi blokade pembentukan pemerintahan baru Irak. Maliki pun ditekan untuk membentuk pemerintahan baru guna melawan ISIL. Langkah ini dilakukan untuk memecah oposisi.

Namun, masih belum jelas bagaimana amnesti ini akan berlaku dan berapa banyak oposisi yang ingin mendapatkan amnesti. Maliki pun juga memperingatkan deklarasi negara Islam oleh oposisi mengancam seluruh negara.

Ia menentang langkah pemimpin Kurdi yang akan memisahkan diri. Saat ini, Maliki juga tengah menghadapi tuntutan untuk mengundurkan diri dari para lawannya karena dianggap tak mampu menangani krisis yang terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement