REPUBLIKA.CO.ID, KIEV-- Pesawat tempur kraina membombardir kelompok separatis hingga mengakibatkan kerugan besar, Sabtu (12/7). Dalam eskalasi yang tajam selama konflik tiga bulan, juru bicara "operasi antiteroris" Andriy Lysenko mengatakan jet Ukraina menghantam titik pusat pertempuran di dekat perbatasan Rusia.
Pesawat-pesawat menargetkan brigade militer bermotor, Jumat, dan menewaskan 23 prajurit. Pesawat-pesawat tempur juga menyerang sasaran di dekat Donetsk dan menghancurkan basis pejuang yang kuat di dekat Dzerzhinsk.
"Menurut penilaian awal, pilot Ukraina menewaskan sekitar 500 (separatis) dan merusak dua transporter lapis baja," kata Lysenko kepada wartawan, Sabtu (12/7).
Dalam sebuah serangan udara sebelumnya di sebuah pangkalan militer dekat Perevalsk di utara Donetsk, dua tank, 10 kendaraan lapis baja dan sekitar 500 separatis tewas. Perwakilan kelompok proRusia , yang dikutip oleh kantor berita Rusia, membantah mereka menderita kerugian besar. Dia mengatakan Ukraina menggunakan kecerdasan usang di lokasi dimana kelompok tersebut berada.
"Tidak ada relawan (proRusia) di tempat dimana serangan udara Ukraina aktif kemarin," ujar juru bicara kelompok proRusia yang berbasis di Luhansk, mengacu pada serangan Peravalsk.
Sebelumnya, pasukan penjaga perbatasan mengatakan jet tempur menggempur separatis proRusia setelah mereka melancarkan serangan rudal terhadap pasukan pemerintah yang dikerahkan di dekat perbatasan Rusia. Dalam tindakan militer itu yang dimulai pada Jumat malam dan berlanjut hingga Sabtu, lima prajurit Ukraina tewas. Lysenko mengatakan sebanyak 16 jet tempur Ukraina dikerahkan.
Meningkatnya kekerasan di perbatasan, memicu tuduhan dari Ukraina bahwa Rusia terlibat dalam pertempuran perbatasan itu. Kementerian Luar Negeri Ukraina menuntut Rusia berhenti mendukung kelompok-kelompok bersenjata di wilayah timur, dan mengakhiri "provokasi" di perbatasan.
Juru bicara utama untuk "operasi anti-teroris" Vladyslav Seleznyov mengatakan kekerasan di wilayah itu dilakukan oleh separatis untuk mendiskreditkan angkatan bersenjata Ukraina. Presiden Ukraina Petro Poroshenko telah berjanji untuk menemukan dan menghancurkan kelompok pro-Rusia yang bertanggung jawab atas serangan rudal di Zelenopillya. Serangan tersebut melukai sekitar 100 orang dan merupakan salah satu serangan paling mematikan terhadap pasukan pemerintah.