REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK -- Warga di Luhansk, Ukraina Timur, mengatakan kotanya tengah sekarat di bawah pengepungan. Pemerintah kota menyatakan, jaringan listrik telah putus dan persediaan bahan bakar semakin menipis.
Di tengah pengepungan pasukan pemerintah Ukraina di sekitar kota-kota di timur, warga sipil semakin kekurangan. Barang-barang di toko ludes, rumah sakit kekurangan obat, dan warga terpaksa minum dari air keran.
Walikota Luhansk Sergei Kravchenko mengatakan situasi semakin memburuk dari hari ke hari. Ia menambahkan banyak warga sekarat di jalanan, halaman dan rumah mereka.
Setiap hari menurutnya hanya ada kematian dan kehancuran."Hasil dari blokade dan serangan roket tanpa henti, kota ini di ambang bencana kemanusiaan," kata Kravchenko. Luhansk dengan penduduk 400 ribu jiwa, kini mulai berkurang.
Banyak warga mengungsi akibat kekerasan yang terjadi. Sabtu (2/8) kemarin , serangan roket di Luhansk merusak delapan bangunan termasuk sekolah, supermarket dan apartemen.Pemberontak menuduh tentara Ukraina melancarkan kampanye pemboman keji pada warga sipil.
Sementara pihak berwenang menyangkal, dan menuduh pemberontak menembaki warga sipil sebagai cara mendeskriditkan tentara.