REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK-- Warga sipil di Luhansk, Ukraina timur mengatakan kotanya dalam keadaan sekarat. Di tengah kepungan pasukan pemerintah pada Senin (4/8), pemerintah lokal menyatakan wilayahnya di ambang bencana kemanusiaan.
Wali Kota Luhansk, Sergei Kravchenko dalam sebuah pernyataan, menggambarkan situasi semakin memburuk. Rak-rak di toko-toko kosong dan sejumlah warga yang belum mengungsi terpaksa minum dari air keran. Persediaan obat di rumah sakit juga menipis.
"Sebagai hasil dari blokade dan serangan roket tanpa henti, kota ini di ambang bencana kemanusiaan," kata Kravchenko.
Para penduduk kota Luhansk mulai mengungsi dan melarikan diri dari kekerasan. Luhansk yang berpenduduk 400 ribu orang, tengah diperebutkan oleh semua pihak dalam konflik. Serangan terjadi setiap harinya dengan target acak. Sabtu, delapan bangunan rusak akibat serangan roket.
Pemerintah Luhansk mengatakan, bangunan hancur termasuk sekolah, supermarket dan apartemen. Menurut sebuah laporan Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa, pekan lalu, sebuah transformator listrik penting di Luhansk diserang. Ini menyebabkan menurunnya 80 persen pasokan listrik ke daerah tersebut.
Pemberontak menuduh tentara melancarkan kampanye pemboman keji terhadap penduduk sipil. Pihak berwenang menyangkal mereka telah menggunakan artileri ke lingkungan perumahan. Mereka menuduh pemberontak menembaki warga sipil sebagai cara mendeskriditkan tentara.
Sementara itu, Ukraina tengah mengupayakan jalur diplomatik untuk memulangkan 311 tentaranya, yang masuk wilayah Rusia akibat terpojok pertempuran dengan separatis. Sementara pihak Rusia mengatakan, pasukan tengah mencari suaka.
Juru bicara pertahanan Ukraina Andriy Lysenko mengatakan, sekelompok tentara dan penjaga perbatasan terperangkap diantara perbatasan Rusia dan pemberontak di Ukraina Timur. Ini membuat mereka terpaksa menyeberang ke Rusia pada Senin (4/8) dini hari.
Lysenko mengatakan, 311 tentara memasuki wilayah Rusia atas alasan keamanan. Mereka memasuki Rusia setelah membantu rekan-rekan menerobos basis pemberontak. Di Moskow, pihak berwenang mengklaim pasukan Ukraina membelot ke wilayah Rusia.
Mereka menyebut jumlah tentara mencapai 438 orang. Para penjaga perbatasan Rusia mengatakan, mereka menyeberang pada malam hari mencari suaka. Juru bicara penjaga perbatasan di wilayah Rostov Rusia Vasily Malayev mengatakan, tentara lelah berperang dan tak ingin lagi jadi bagian di dalamnya.
Namun ia menambahkan, 180 tentara akan dikembalikan ke Ukraina.Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, Rusia akan memfasilitasi kembalinya tentara Ukraina. Tetapi Lavrov mengatakan para tentara rentan menghadapi penuntutan karena lalai dari tugas.
Menurut angka resmi, sekitar 100 orang telah tewas sejak pertempuran dimulai di Luhansk. Pelayanan publik mengalami kekacauan total, sementara pemerintah setempat berupaya menyediakan layanan dasar.