REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK — Amerika Serikat memperingatkan setiap intervensi lebih lanjut yang dilakukan Rusia di Ukraina, termasuk dengan dalih memberikan bantuan kemanusiaan, akan dianggap sebagai bentuk ‘invasi Ukraina’.
Dalam pertemuan yang digelar Dewan Keamanan PBB pada Jumat (8/8), diplomat AS Samantha Power menyampaikan pemaparannya yang berfokus pada situasi hak asasi manusia di Ukraina Timur, salah satu wilayah konflik antara pasukan pemerintah dan kelompok separatis pro-Rusia.
Laporan terkini dari NATO dan pemerintah Ukraina menyebut Moskow telah mengirimkan 20 ribu tentaranya ke perbatasan.Power mengatakan Rusia tidak hanya meningkatkan bantuannya kepada kelompok separatis, tetapi juga menghimpun pasukan dan persenjataan di dekat perbatasan.
Ia juga menuduh tentara dari negeri Tsar itu mengadakan latihan militer dalam skala besar pada pekan ini.Power pun menuding Rusia sengaja memberikan bantuan kepada para separatis dengan kedok ‘kegiatan kemanusiaan’.
“Situasi kemanusiaan di Ukraina Timur memang perlu penanganan, tetapi bukan oleh mereka (Rusia) yang telah menyebabkan (krisis) di sana,” kata Power seperti dikutip dari AP, Sabtu (9/8).
Asisten Sekjen PBB Bidang HAM, Ivan Simonovic, menyambut baik gagasan Presiden Ukraina Petro Poroshenko terkait pembahasan untuk mewujudkan kembali gencatan senjata antara tentara pemerintah dan kelompok pro-Rusia.
Dia memperingatkan, masyarakat Ukraina saat ini sangat menderita oleh berbagai kekerasan yang berlangsung sejak beberapa waktu belakangan.