REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Kenya menutup perbatasannya dengan Guinea, Liberia dan Sierra Leone sebagai tanggapan atas epidemi ebola. Dilansir dari BBC, Sabtu (16/8), Menteri Kesehatan Kenya James Macharia mengatakan warga Kenya dan petugas medis yang berasal dari ketiga negara itu masih diizinkan masuk.
Kenya Airways mengatakan akan menghentikan penerbangan menuju Liberia dan Sierra Leone. Penghentian tersebut mulai berlaku, Rabu (20/8) depan.
Kenya Airways memutuskan mengambil keputusan tersebut setelah mempertimbangkan saran dari pemerintah. Seluruh penumpang yang telah memesan tiket akan mendapat pengembalian uang secara penuh. Perusahaan mengatakan penerbangan ke Nigeria berjalan normal.
Sebelumnya, kementerian kesehatan Kenya mengatakan empat terduga penderita ebola hasil tesnya dinyatakan negatif. Mereka adalah dua warga Liberia dan dua warga Nigeria. Keempatnya telah melakukan perjalanan ke Kenya dan Zimbabwe.
Macharia mengatakan pemerintah memutuskan menutup perbatasan demi kepentingan kesehatan masyarakat. Dia mengatakan warga Kenya dan petugas medis yang kembali dari ketiga negara Afrika barat itu akan diperiksa dengan ketat dan dikarantina jika diperlukan.
Jumat(15/8) lalu, kelompok amal medis Medecins Sans Frontieres (MSF) mengatakan epidemi membutuhkan waktu sedikitnya enam bulan untuk diatasi. "Situasinya menurun dan bergerak dengan cepat dari yang bisa kami atasi," kata Presiden MSF Joanne Liu.
WHO mengakui skala wabah ini secara luas diremehkan dan perlu langkah luar biasa untuk mengatasinya. WHO mengatakan Kenya berisiko tinggi terjangkit ebola karena merupakan penghubung transportasi utama.
Dilansir dari Channel News Asia, Ahad (17/8), Menteri Kesehatan Nigeria Onyebuchi Chukwu mengatakan hasil tes 12 orang positif ebola. Empat di antaranya tewas.