REPUBLIKA.CO.ID, KIEV-- Presiden Ukraina pada Senin (25/8), membubarkan parlemen dan menyerukan pemilihan dini pada Oktober. Keputusan itu diambil di tengah upaya Ukraina memerangi pemberontak pro-Rusia di wilayah timur.
Dalam sebuah pernyataan di situs pemerintah, Presiden Petro Poroshenko mengatakan pemilu dini akan digelar 26 Oktober. Poroshenko mengatakan, pembubaran sejalan dengan harapan sebagian besar warga Ukraina dan menyebutnya sebagai langkah manuju pembersihan parlemen.
"Rekan yang terhormat, hari ini saya mengambil keputusan untuk membubarkan parlemen lebih awal," kata Poroshenko seperti dikutip CNN News.
Poroshenko mengatakan, banyak anggota parlemen merupakan sekutu dari militan separatis. Partai Daerah yang selama ini didukung oleh mantan presiden pro-Rusia Viktor Yanukovich, merupakan partai terbesar di Ukraina.
Ia menekankan, perlunya memilih pemimpin baru dari wilayah yang dilanda konflik. Mereka akan mewakili daerah dalam pemerintahan baru. Namun belum jelas, bagaimana pemilihan digelar di Donetsk dan Luhansk, dimana ratusan ribu orang mengungsi.
Selama sebulan terakhir, pasukan Ukraina telah membuat trobosan besar melawan separatis. Mereka telah mengambil kendali dari sejumlah kota yang sebelumnya dikuasai pemberontak sejak April. Namun kemajuan tersebut harus dibayar mahal. Lebih dari 2000 warga sipil dan sedikitnya 726 prajurit Ukraina tewas.
Belum ada jumlah resmi korban tewas dari kubu pemberontak. Tapi pihak berwenang Ukraina mengatakan, Senin (25/8), 250 pemberontak tewas di sekitar Olenivka. Banyak yang berharap menjelang pertemuan puncak Poroshenko dan Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Selasa (26/8) di Belarus. Pertemuan bertujuan mendesak Ukraina untuk mencari negosiasi konflik daripada kemenangan militer.
Sebelumnya pada Senin, seorang pejabat ukraina mengatakan sejumlah tank dan kendara lapis baja Rusia memasuki tenggara Ukraina. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Ukraina mengatakan, 10 baris tank, dua kendaraan lapis baja, dan dua truk menyeberangi perbatasan dekat desa Shcherbak. Ia mengatakan kendaraan militer Rusia menggunakan bendera pemberontak separatis Donetsk.
Di Moskow, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, ia belum mendapat laporan mengenai barisan tank dan kendaraan lapis baja Rusia. Rusia selama ini mengumumkan rencana untuk mengirim konvoi bantuan ke timur Ukraina.