Kamis 04 Sep 2014 20:15 WIB

Rusia-Ukraina Berupaya Lakukan Pembicaraan Damai

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Dua pesawat tempur Ukraina sedang terbang.
Foto: AP
Dua pesawat tempur Ukraina sedang terbang.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV-- Rusia dan Ukraina mengatakan pada Rabu (3/8), mereka bekerja sama untuk menghentikan pertempuran di timur Ukraina. Namun, para pemimpin Barat ragu, sebab ini bukan upaya pertama untuk mengakhiri konflik.

Pada malam puncak NATO, kantor Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan, ia dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyepakati langkah-langkah gencatan senjata.Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, Putin menyebutkan tujuh poin untuk mengakhiri konflik di timur Ukraina.

Pertempuran di timur Ukraina mengalami peningkatan signifikan pekan lalu. Berbicara dalam kunjungannya ke Mongolia Putin mengatakan, pemberontak harus menghentikan serangan mereka. Semantara pasukan pemerintah, kata Putin, harus menarik diri dari wilayah tersebut.

Ia juga mendesak dunia internasional untuk memantau jalannya gencatan senjata, pertukaran tahanan dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah perang. "Perwakilan dari Rusia, Ukraina, pemberontak dan Organisasi Kemanan dan Kerjasama Eropa akan membicarakan kesepakatan damai, pada Jumat," kata Putin.

Poroshenko juga menyuarakan harapan bahwa pembicaraan hari Jumat, di kota Minsk, Belarusia, akan memungkinkan kedua belah pihak mengambil langkah nyata untuk perdamaian. Ia juga menyatakan telah membahas masalah itu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel.

Menurutnya pembicaraan harus mencakup pemantauan OSCE terhadap gencatan senjata, penarikan pasukan asing, zona penyangga di perbatasan dan pembebasan semua tahanan Ukraina di Rusia. Pemimpin Ukraina bertemu dengan Putin di Minsk pekan lalu. Tapi mereka tak mengumumkan perjanjian setelah sesi pembicaraan itu.

Pejabat Ukraina mengatakan, mayat 87 tentara telah diambil dari daerah dekat kota Ilovasyk. Ini merupakan bukti kekalahan mengerikan selama akhir pekan. Ukraina dan Barat mengatakan, serangan pemberontak disponsori oleh bantuan Rusia. Moskow berulang kali menolak tuduhan tersebut.

Sementara itu, permintaan Putin pada Ukraina untuk menarik pasukan dilakukan di tengah serangan baru separatis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement