Kamis 25 Sep 2014 13:44 WIB

Setelah 35 Tahun, Pemimpin Inggris dan Iran Akhirnya Bertemu

Rep: Gita amanda/ Red: Esthi Maharani
Hassan Rouhani
Foto: AP/Mohammad Berno
Hassan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK-- Setelah 35 tahun sejak revolusi Islam di Iran, untuk pertama kalinya Perdana Menteri Inggris akan bertemu muka dengan Presiden Iran. Pertemuan ini menandai tonggak penting terkait ketegangan hubungan kedua negara.

Dilansir dari The Guardian, PM Inggris David Cameron bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani untuk pertama kalinya pada Rabu (24/9). Mereka bertemu disela-sela sidang umum PBB di New York. Salah seorang wartawan Iran mengunggah foto di Twitter yang menggambarkan, ulama Iran tersebut tersenyum sambil berjabat tangan dengan Cameron.

"Sedikit sejarah telah dibuat," bisik Cameron pada ajudannya yang terdengar salah satu wartawan Inggris setelah pertemuan berakhir.

BBC News melaporkan, Cameron sebelumnya sempat berbicara dengan Rouhani melalui sambungan telepon pada November. Tapi pembicaraan tatap muka, baru kali pertama terjadi Rabu lalu.

Wakil Rouhani, Hamid Abutalebi, mengatakan pertemuan keduanya menjadi dasar dalam perbaikan hubungan Iran dan Uni Eropa. Keduanya menurut Abutalebi juga akan membahas negosiasi nuklir.

"Ini akan menjadi salah satu prestasi terbesar dari kunjungan Dr Rouhani ke New York, dan juga akan berdampak pada hubungan Teheran-London," katanya pada kantor berita setengah resmi, ISNA.

Hubungan Inggris dan Iran memang mulai mencair dalam beberapa bulan terakhir. Terlebih setelah terpilihnya Rouhani, yang dianggap relatif lebih moderat.

Kunjungan Cameron ke New York dalam rangka meningkatkan kesadaran internasional terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Cameron juga akan memperjelas posisi negaranya, terkait serangan udara di mana London selama ini menahan diri untuk berpartisipasi.

Cameron diperkirakan juga akan meminta Rouhani menghentikan dukungannya pada Presiden Suriah Bashar al-Assad. Serta membahas mengenai pengembangan senjata nuklir yang tak dapat diterima dan mendesak Iran bergabung dengan koalisi internasional melawan ISIS.

Meskipun pentingnya pertemuan, Rouhani tetap harus berhati-hati dalam kunjungannya ke PBB di mana para pemimpin dunia hadir. Rouhani menyadari ia menjadi sorotan kelompok garis keras di Iran pada kunungannya tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement