REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO-- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi, Senin (13/10). Pertemuan dilakukan dalam upaya meminta Sissi, mengadopsi reformasi demokrasi yang lebih besar di Mesir.
Channel News Asia melaporkan, Washington telah menangguhkan dana sebesar 1,3 miliar dolar bantuan tahunan ke Kairo. Washington khawatir, kepemimpinan Mesir akan membelok dari jalan demokrasi.
Mesir masih harus membuktikan pada dunia, bahwa negara ini stabil dan terbuka untuk bisnis. Mesir tengah berupaya memulihkan perekonomiannya, setelah bertahun-tahun pergolakan politik sejak tersingkirnya Husni Mubarak.
Kerry mengatakan pada Ahad (12/10), hubungan AS-Mesir tetap kuat disaat pemerintah melakukan reformasi yang signifikan dan bekerja menuju transformasi ekonomi untuk semua rakyat Mesir.
"Kami percaya ada cara bagi kami untuk dapat bekerja sama," kata Kerry.
Tetapi ada kekhawatiran AS mengenai tindakan keras terhadap perbedaan pendapat politik di Mesir. Sejak penggulingan Muhammad Mursi, polisi kerap menindak keras pendukungnya. Bentrokan polisi dan pendukung Ikhwanul Muslimin telah menewaskan ratusan orang dan ribuan lainnya ditangkap.
Washington tengah berhati-hati dalam menjalin hubungan dengan Kairo. Mereka ingin memastikan demokrasi dipelihara dengan baik, untuk menjaga hubungan dengan sekutu regional.