Senin 10 Nov 2014 16:07 WIB

Menlu Australia Julie Bishop Jadi Wanita Pilihan Tahun 2014

Red:
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop
Foto: Reuters
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop

Julie Bishop jadi sosok wanita yang berhasil memaksa perbincangan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam  membuka jalan Dewan Keamanan PBB soal Ukraina dan Suriah. Tak hanya itu, melalui Bishop juga pemerintah Australia mengirimkan tentara khusus ke Baghdad, Irak.

Dengan sejumlah prestasinya tersebut, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menjadi semakin populer. Hingga majalah Harper's Bazzar versi Australia menobatkan dirinya sebagai Wanita Pilihan Tahun 2014.

Dalam wawancara dengan majalah tersebut, Bishop berulang-ulang bahwa dirinya tidak mau disebut sebagai seorang pejuang hak-hak wanita. Ia juga menolak berita yang mengatakan mantan perdana menteri Julia Gillard diperlakukan tidak baik karena dianggap sebagai wanita.

"Berhenti mengeluh dan buktikan kalau mereka salah," ujar Bishop saat dimintai pesan-pesan bagi para wanita baru-baru ini.

"Tolong, jangan telan begitu saja dan jangan mau jadi korban, karena ini hanya akan menyebabkan diri kita [wanita] menjadi korban."

Ia juga dianggap telah melakukan sesuatu saay kejadian kecelakaan pesawat milik maskapai Malaysia Airlines, MH17 di bulan Juli lalu.

Bishopp mengaku kalau dirinya telah membuat wakil Rusia di badan PBB menangis mendengar soal cerita anak-anak Australia yang menjadi korban. Saat itu Bishop melakukan lobi dengan Vitaly Churkin, wakil Rusia di PBB untuk mendukung resolusi agar bisa menyelamatkan sisa-sisa jenazah dan puing-puing dari kecelakaan tersebut.

"Saya masuk ke arena politik federal dengan keinginan rahasia untuk menjadi Menteri Luar Negeri. Ini adalah yang saya benar-benar ingin. Dan kini saya menjalani mimpi saya tersebut," ujar Bishop.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement