REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA -- Diduga pemberontak Uganda ADF-NALU telah menewaskan antara 50 dan 80 orang dalam serangan di dekat kota Kongo timur Beni, menggorok leher banyak korban mereka, kata sumber dan saksi lokal, Jumat.
Dalam saru pernyataan, Masyarakat Sipil North Kivu, provinsi di mana Beni terletak, mengatakan pembunuhan itu terjadi pada Kamis malam sekitar 10 km (6 mil) di timur bandara Beni, di mana pasukan penjaga perdamaian PBB, yang dikenal sebagai MONUSCO, bermarkas.
"Kami sudah melihat 70 mayat. Pihak berwenang sedang mencari badan-badan lain," kata seorang imam yang melihat situs pembantaian.
Para penyerang yang mengenakan seragam tentara Kongo dan berpura-pura menjadi tentara sebelum pembunuhan, mereka banyak menggorok leher korban mereka, kata imam, yang menolak untuk disebut namanya.
Pihak berwenang di Republik Demokratik Kongo dan kelompok masyarakat sipil menyalahkan serangkaian serangan baru-baru ini di timur negara itu pada ADF, sebuah organisasi rahasia yang dibentuk pada tahun 1990-an untuk melawan pemerintah Uganda, meskipun beberapa pengulas mempertanyakan penilaian itu.
Gubernur Kivu Utara Julien Paluku mengatakan kepada Reuters, sembilan mayat telah tiba di kamar mayat di kota terdekat dari Oicha setelah serangan terbaru, tetapi mengatakan jumlah korban bisa meningkat. Paluku juga menyalahkan pemberontak Uganda untuk kematian itu.
"Mereka dibunuh dengan kejam oleh ADF ... Itu jauh dari jalan utama. Sekitar 12 kilometer dari Mavivi, saya percaya, di semak-semak," katanya.
Di Beni, juru bicara PBB Mayor Raphael Shonza mengatakan MONUSCO tidak bisa mengkonfirmasi rincian serangan, tetapi Sabtu akan mengirim pasukan ke lokasi kekerasan itu.