REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG-- Sebanyak tiga penggagas gerakan prodemokrasi meminta demonstrasi jalanan diakhiri, Selasa (2/12). Langkah itu diambil untuk mencegah kekerasan dan meningkatkan demonstrasi ke tahap baru.
Profesor Benny Tai Yiu-ting, Chan Kin-man dan pastur Chu Yiu-ming mengatakan mereka berencana menyerahkan diri kepada polisi pada Rabu. Tindakan itu mereka ambil sebagai bentuk pertanggungjawaban atas protes yang telah menutup beberapa wilayah Hong Kong.
Daripada melakukan protes di jalan, ketiganya berharap demonstrasi dilanjutkan melalui jaringan di kelompok-kelompok sipil, organisasi komunitas, pendidikan demokrasi dan hak asasi manusia. Meski sebagai penggagas gerakan "Pendudukan Central", mereka hanya mewakili satu faksi demonstran. Sebagian besar pengunjuk rasa adalah mahasiswa.
Dalam pernyataan yang dibacakan di hadapan para wartawan, Tai, Chan dan Chu mengatakan penyerahan diri mereka juga bermakna sebagai tuduhan terbuka dalam diam kepada pemerintah yang tidak berperasaan.
"Medan pertempuran esok mahal harganya dan sekarang adalah waktunya mengubah kekuatan rakyat menjadi gerakan sipil berkelanjutan. Untuk menabur semangat demokrasi jauh ke masyarakat," kata mereka.
Tai mengatakan dia belum mengetahui apakah polisi akan mengirim mereka ke rumah atau menahan mereka. Dia menyangkal tindakannya ini meninggalkan para demonstran. "Kami hanya mendesak pengunjuk rasa mempertimbangkan pentingnya memahami perjuangan untuk demokrasi adalah perjuangan panjang," katanya.
Ratusan pengunjuk rasa masih bertahan di lokasi protes. Mereka membangun tenda, meja kerja dan infrastruktur lain. Pemimpin mahasiwa Joshua Wong mengatakan, Senin, dia dan dua rekannya akan melakukan mogok makan untuk menekan pemerintah.
Remaja 18 tahun tersebut mengaku dirinya tidak yakin aksi mogok makan itu bisa menekan pemerintah, tapi dia berharap ketika masyarakat mogok makan mahasiswa, mereka bisa tergerak melakukan hal yang mereka bisa selanjutnya.