Kamis 08 Jan 2015 14:48 WIB

Aksi Solidaritas Charlie Hebdo Muncul di AS dan Kanada

Rep: c13/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas medik membawa korban yang terluka saat penembakan kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis.
Foto: ap
Petugas medik membawa korban yang terluka saat penembakan kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Ratusan warga melakukan aksi solidaritas atas peristiwa penyerangan kantor Charlie Hebdo Perancis. Aksi ini tidak hanya terjadi di Perancis, tapi di Amerika Serikat dan Kanada juga.

Sekitar ratusan pengunjuk rasa berkumpul pada Rabu malam waktu setempat. Mereka sebagian besar berdarah Perancis dan berkumpul di New York Union Square.

Seperti yang dilansir 'france24', kehadiran pengunjuk rasa itu diisi dengan menyanyikan lagu La Marseillaise. Mereka juga meneriakkan kata Charlie berulang-ulang kali. Selain itu, mereka pun membawa selembaran kertas yang bertuliskan 'Je Suis Charlie', yang berarti 'Saya Charlie'.

Dalam cuaca yang menusuk tulang, sekitar seribu pengunjuka rasa beraksi di Kanada. Mereka beraksi di Montreal bersama Menteri Keamanan Umum Steven Blaney. Mereka sama-sama menempatkan selusin mawar putih di luar Kedutaan Prancis, Kota Quebec.

Sementara itu sekitar 100 orang, termasuk warga negara Perancis dan penulis Kolombia Juan Gabriel Vasquez menghadiri protes. Mereka protes di depan sebuah sekolah tinggi Perancis di Bogota. Serangan Paris ini memicu demonstrasi dadakan di kota-kota di seluruh dunia. Kota-kota tersebut termasuk Moskow, London dan Tokyo. Sekitar lebih dari 100.000 berkumpul di Perancis.

Seperti yang diketahui, Kantor Majalah Perancis Charlie Hebdo telah diserang dengan senjata mematikan pada Rabu (7/1). Penyerangan ini telah mengakibatkan setidaknya 12 orang tewas. Pelaku diduga berjumlah tiga orang.

Charlie Hebdo menjadi terkenal pada bulan Februari 2006 ketika dicetak ulang atas kartun Nabi Muhammad yang awalnya muncul di koran Denmark Jyllands-Posten. Gambar ini menyebabkan kemarahan di seluruh dunia Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement