Rabu 21 Jan 2015 15:02 WIB

Kisah Bocah yang Jadi Korban Perang di Ukraina (2- habis)

Warga Ukraina
Foto: Reuters
Warga Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK-- Kelompok sukarelawan mendesak kedua pihak yang tertikai agar segera menghentikan tembak-menembak. Diperkirakan 4.800 orang terbunuh sejak pertempuran meletus pada pertengahan April 2014 lalu, sebagian besar korban adalah warga sipil.

"Dengan menempatkan pasukan, peralatan perang dan peralatan militer lainnya di area pemukiman, kelompok separatis dan pemerintah Ukraina telah gagal mengambil langkah untuk melindungi warga sipil," demikian dinyaakan Amnesti Internasional.

Ancaman terhadap keselamatan warga sipil terlihat jelas saat pemakaman Artyom ketika dua kendaraan pemberontak yang dilengkapi peluncur roket "Grad" melintas di jalan yang jaraknya sekitar lima meter dari peti mati anak tersebut.

Tidak lama kemudian, terdengar suara tembakan, menggagetkan mereka yang berada di pemakaman dan menimbulkan kekhawatiran akan tembakan balasan. Dalam suasana dipenuhi rasa takut, pemakaman tersebut tetap dilanjutkan.

Bagi Vladimir, siapapun yang melepaskan tembakan roket yang telah menghancurkan rumahnya dan membunuh anaknya, memang sengaja menjadikan warga sebagai target.

"Tidak ada target militer dalam radius satu kilometer di sekitar sini. Mereka memang sengaja menargetkan rumah warga," teriak Vladimir yang kemudian meminta agar mereka yang bertanggung jawab harus diseret ke pengadilan.

Pemakaman Artyom yang berlangsung dalam keadaan kabut tebal dan gerimis tersebut, dihadiri sekitar sepuluh orang. Nenek Artyom, tidak bisa menahan isak tangis dan mencoba menyenangkan cucunya untuk terakhir kalinya.

"Ia memerlukan kelincinya," katanya sambil meletakkan boneka kelinci di atas peti mati.

Sementara itu istri Vladimir yang masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi luka serius, harus kehilangan salah satu kakinya, sementara anaknya Mikhael, kehilangan salah satu matanya. "Ia belum tahu kalau dia sudah tidak punya adik lagi," kata Vladimir.

Perlahan, Vladimir kemudian mengeluarkan jus apel dan permen dari sakunya. Artyom memang sedang menunggu ayahnya pulang sebelum roket tersebut menghantam rumah mereka. "Ini untuk dia," kata Vladimir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement