Ahad 08 Feb 2015 18:11 WIB

Presiden Venezuela Kutuk Campur Tangan AS pada Negaranya

Red: Ilham
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro
Foto: whatsnextvenezuela.com
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, KARAKAS -- Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menolak persekongkolan baru oleh AS, yang menggunakan Piagam Demokratik Antar-Amerika (IDC) di Organisasi Negara Amerika (OAS) untuk melegatimatimasi campur tangan asing di negerinya.

Di dalam pidato yang ditayangkan televisi, Maduro mendesak Presiden AS Barack Obama agar memperbaiki sikapnya ke arah pemerintahnya dan menuntut dihormatinnya kedaulatan Venezuela.

"Saya menolak dokumen Strategi Keamanan Nasional Pemerintah Amerika Serikat, sebab itu adalah teks tukang campur tangan," kata Maduro, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Ahad (8/2).

Maduro menjelaskan, laporan yang diajukan pada Sabtu (7/2) oleh Obama menunjukkan Washington akan mendukung warga di semua negara tempat pelaksanaan demokrasi yang menghadapi ancaman, seperti di Venezuela.

"Saya mengeluarkan seruan mendesak kepada semua pemerintah Amerika Latin agar mendukung Venezuela dan menolak persekongkolan baru yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap demokrasi kami," kata Presiden Venezuela tersebut.

IDC adalah alat yang disahkan pada 2001 oleh kebanyakan pemimpin sayap-kanan OAS guna mendukung campur tangan di Karakas. Dalam beberapa hari ke depan, kata Maduro, ia akan mengirim surat ke presiden AS untuk menyampaikan posisi independen pemerintahnya dan menangani pernyataan Obama yang mengganggu mereka. 

"Saya menuntut dihormatinya pemerintah dan bangsa kami oleh Presiden Obama," katanya.

Ia mendesak rakyat Venezuel agar terus mengatasi persekongkolan dan memperingatkan oposisi setempat bahwa pemerintahnya tak akan membiarkan setiap bentuk kerusuhan di negara Amerika Selatan itu.

"Amerika Latin tidak lagi menjadi halaman belakang Amerika Serikat dan Venezuela bukan lagi koloni minyaknya," kata Maduro.

Pada Senin di Montevideo, Ibu Kota Uruguay, Dewan Menteri Luar Negeri Uni Negara Amerika Selatan (UNASUR) dijadwalkan bertemu untuk membahas sanksi yang belum lama ini dijatuhkan Washington atas para pejabat Venezuela.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement