Sabtu 14 Feb 2015 14:22 WIB

Obama : Pembunuhan Chapel Hill Keterlaluan

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Indira Rezkisari
 Seorang mahasiswa mengheningkan cipta di Universitas North Carolina, Chapel Hill, Rabu (11/2) waktu setempat, untuk mengenang tiga mahasiswa muslim yang menjadi korban penembakan. (REUTERS/Chris Keane)
Seorang mahasiswa mengheningkan cipta di Universitas North Carolina, Chapel Hill, Rabu (11/2) waktu setempat, untuk mengenang tiga mahasiswa muslim yang menjadi korban penembakan. (REUTERS/Chris Keane)

REPUBLIKA.CO.ID, WINSTON - Presiden AS Barack Obama berkomentar mengenai tewasnya tiga mahasiswa Universitas North Carolina Chapel Hill sebagai pembunuhan brutal dan keterlaluan.

Menurut dia, tidak ada satu pun warga Amerika yang boleh dijadikan target pembunuhan karena agama mereka. Pernyataan presiden ini muncul setelah Departemen Kehakiman AS akan bergabung dengan FBI untuk penyelidikan kasus tersebut.

FBI akan menyelidiki motif utama penembakan Chapel Hill ini. Jika motifnya adalah karena agama mereka, maka pelaku melanggar undang-undang federal termasuk undang-undang kejahatan rasial.

Obama juga mengucapkan belasungkawa terhadap keluarga korban. "Tidak ada satu pun warga AS yang menjadi sasaran pembunuhan karena siapa mereka, seperti apa mereka terlihat atau bagaimana mereka beribadah," ujar Obama, dikutip Reuters, Sabtu (14/2).

Keluarga korban sebelumnya mendesak Obama agar FBI menyelidiki Craig Stephen Hicks. Ia diduga membunuh karena memiliki motif kebencian terhadap Islam. Polisi telah menyita 12 senjata di dan amunisi di dalam rumahnya.

Craig membunuh Deah Shaddy Barakat saat berada di pintu depan kondiminum. Dia tewas karena pendarahan di kepalanya.

Sedangkan Yusor Mohammad Abu Salha dan Razan Mohammad Abu Salha ditemukan di sekitar dapur dan pintu dapur. Kondiminum mereka berada tak jauh dari kampus UNC tempat mereka menempuh pendidikannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement