REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengecam tindakan brutal atas pembunuhan tiga warga Muslim AS di negara bagian Carolina Utara.
Dalam pernyataannya pada Jumat (13/2) atau selang tiga hari setelah penembakan di Chapel Hills, pada Selasa (10/2) lalu, Obama menegaskan tidak seorang pun warga AS boleh diserang, terlepas dari bagaimana cara mereka beribadah.
"Tak ada seorang pun di Amerika Serikat menjadi sasaran penyerangan, siapapun dia, bagaimana rupanya, dan bagaimanapun cara mereka beribadah," ujarnya seperti dikutip mirajnews.com.
Sebelumnya, terjadi penembakan terhadap Deah Barakat (23), Yusor Mohammad Abu-Salha ( 21) dan Razan Mohammad Abu-Salha (19) pada di Chapel Hill. Tetangga mereka, Craig Stephen Hicks, menyerahkan diri kepada polisi setempat pasca serangan. Ia pun didakwa dengan tiga tuntutan pembunuhan.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Obama, Wakil Presiden Joe Biden dan Menteri Luar Negeri John Kerry untuk mengambil sikap tegas terhadap pembunuhan yang terjadi di Carolina Utara, dan memberikan menghukum kepada pelakunya.
Ribuan pelayat menghadiri pemakaman para korban tembak di Carolina Utara tersebut. Mereka ingin menunjukkan kesatuan seluruh warga Amerika.
"Tidak peduli dari mana kita berasal, tempatnya di mana, latar belakang dan agamanya apa, di sini kita semua punya satu budaya," kata salah seorang pelayat, Yusor.