Selasa 10 Mar 2015 19:15 WIB

Diduga Terkait ISIS, Pria Australia Ini Ditahan di Lebanon

Red:
 Pria Australia, Talaat Hawatt, ditahan di Thailand setelah ‘mabuk’ dan diduga menembak pintu kamar hotel pamannya, tahun 2010.
Foto: Pataya Today
Pria Australia, Talaat Hawatt, ditahan di Thailand setelah ‘mabuk’ dan diduga menembak pintu kamar hotel pamannya, tahun 2010.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY  -- Dua pejabat Lebanon menyebutkan, seorang pria Australia bernama Talaat Hawatt ditahan di Lebanon karena diduga terkait dengan kelompok ISIS atau kelompok ekstrimis serupa.

Media pemerintah Lebanon melaporkan, seorang pria yang diidentifikasi sebagai "TH" ditahan oleh intelijen militer di rumahnya, yang terletak di dekat kota Dahr al Ain, dekat dengan kota Tripoli di utara negara ini.

Seorang pejabat Lebanon mengatakan, Talaat dicurigai terkait dengan kelompok ISIS atau kelompok ekstrimis serupa.

Namun, pejabat itu memperingatkan bahwa penyelidikan yang dilakukan masih berada pada tahap awal. ABC belum mengetahui adanya informasi yang menghubungkan Talaat dengan aktivitas ekstrimis.

Berbicara di Sydney, paman Talaat, Rodney, mengkonfirmasi keponakannya telah ditahan, tetapi mengatakan bahwa pemerintah Lebanon telah membuat kesalahan karena keponakannya itu bukan teroris.

Ia mengatakan, keponakannya berada di Lebanon utara untuk menikah dan pihak berwenang telah mengambil kesimpulan yang salah tentang motifnya berada di daerah itu.

Rodney mengungkapkan, ia bersama keponakannya itu di Thailand pada tahun 2010 saat Talaat dilaporkan telah ditangkap dalam insiden yang diduga penembakan.

Media setempat mengatakan Talaat kembali ke hotel di mana mereka tinggal. Kemudian ia digambarkan "mabuk" ketika ia diduga menembaki pintu kamar hotel pamannya.

Talaat dikenai tuduhan membawa senjata tanpa izin dan menembak senjata api di depan umum. Hasil dari kasus ini-pun tak diketahui.

Pamannya mengatakan, ia dan keponakannya tak saling berbicara lagi sejak insiden itu, tapi ia telah menghubungi kerabat di Lebanon hari ini (10/3).

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement