Ahad 22 Mar 2015 15:31 WIB

Iran Yakin Kesepakatan Nuklir Dicapai dengan Kompromi

Hassan Rouhani
Foto: AP Photo/Keystone,Jean-Christophe Bot
Hassan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kesepakatan akhir mengenai program nuklir Iran, yang jadi sengketa, mungkin diraih dengan dicapainya kemajuan dalam pembicaraan baru-baru ini, kata Presiden Iran Hassan Rouhani pada Sabtu (21/3).

"Dicapainya kesepakatan akhir mungkin terjadi," kata Rouhani sebagaimana dikutip kantor berita resmi Iran, IRNA. Presiden Iran itu menegaskan komitmen Iran pada pembicaraan tersebut dan mendesak kelompok P5+1 --Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, Tiongkok ditambah Jerman-- agar membuat keputusan akhir mengenai masalah itu.

Iran dan negara besar dunia telah membuat kemajuan dalam babak paling akhir pembicaraan di Lausanne, Swiss. Tapi jurang pemisah masih ada mengenai masalah tertentu, kata Rouhani tanpa menjelaskan apa kemajuan dan jurang pemisah itu.

Pembicaraan akan lebih sulit ketika dilanjutkan dalam beberapa hari ke depan, kata Rouhani, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad. Ia menambahkan Iran dan negara besar dunia nanti harus berkompromi dalam mengambil langkah akhir ke arah kesepakatan menyeluruh.

Barat mesti memutuskan apakah akan terus menekan Iran atau mencapai kesepakatan dengan negara Persia tersebut, kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry dihentikan pada Jumat (20/3).

Para perunding Iran selama pembicaraan sebelumnya mengatakan sanksi terhadap Iran dan aspek teknis dalam program nuklir itu adalah bagian paling sulit dalam pembicaraan. Mereka menambahkan Iran dan Amerika Serikat mampu menjembatani beberapa jurang pemisah mengenai masalah teknis tapi masih berbeda pendapat mengenai sanksi.

Iran dan negara besar dunia berusaha mencapai kesepakatan menyeluruh mengenai masalah nuklir Iran paling lambat sampai akhir Juni. Amerika Serikat telah berkeras bagi dicapainya kesepakatan kerangka kerja politik sebelum kesepakatan akhir dicapi.

Namun, Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei secara terbuka menentang penandatanganan kesepakatan kerangka kerja, yang ia katakan dapat digunakan sebagai kartu as dalam tawar-menawar dengan Iran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement