Sabtu 28 Mar 2015 13:37 WIB
Germanwings jatuh

Kisah Tim Penyelamat Germanwings, Dari Lereng Curam Hingga Perasaan Horor

Rep: c07/ Red: Satya Festiani
Petugas melakukan investigasi di lokasi jatuhnya pesawat Airbus A320 maskapai Germanwings di Seyne-les-Alpes, pegunungan Alpen, Prancis, Kamis (26/3).
Foto: Reuters
Petugas melakukan investigasi di lokasi jatuhnya pesawat Airbus A320 maskapai Germanwings di Seyne-les-Alpes, pegunungan Alpen, Prancis, Kamis (26/3).

REPUBLIKA.CO.ID, PEGUNUNGAN ALPEN -- "Setelah beberapa detik saya menginjakkan tanah di sana (Pegunungan Alpen), saya sudah yakin tidak ada yang selamat."

Itulah ucapan yang dilontarkan oleh Jean Sebastian Beaud (31  tahun) salah satu seorang tim prnyelamat yang tiba pertama di lokasi kecelakaan Germanwings, Pegunungan Alpen, Prancis. Jean Sebastian merupakan penyelamat dan anggota Polisi Mountain High unit khusus dari Polisi Militer Nasional Prancis, yang dikenal sebagai penyelamat terlatih dan mereka tahu pegunungan dengan baik.

Ada 15 regu Polisi Mountain High serta Polisi Gunung Bawah, kebanyakan mereka yang berbasis di Pegunungan Alpen dan Pyrenees. Mereka memiliki helikopter penyelamat dan siaga 24 jam, setiap hari sepanjang tahun.

Jean Sebastian bersama dua rekannya tiba di lokasi kecelakaan selang setengah jam dari Germanwings alami kecelakaan.

 

"Kami mendapat peringatan pada 10.45 waktu setempat, kamu langsung membawa peralatan kami dan lepas landas dengan helikopter ke titik terakhir Airbus kehilangan kontak,"  ujarnya seperti dikutip dari BBC News.

Sekitar pukul 11.07 mereka tiba di lokasi kecelakaan, Jean Sebastian dengan rekannya bertemu dengan para tim dokter, mereka pun langsung menuju lokasi kecelakaan nahas tersebut.

"Saat tiba, apa yang kami lihat sangat nyata, benar-benar di luar imajinasi. Bau logam dan bau bahan bakar yang sangat menyengat," ungkap dia.

Puing-puing pesawat berserakan bersama para penumpang Germanwings yang telah menjadi mayat. "Kami menemukan kurang dari sepuluh mayat, dan jujur hanya satu tubuh yang hampir utuh, sedangkan lainnya sudah tidak karuan," ucapnya.

Jean Sebastien  berkata, seharusnya kedatangannya ke tempat tersebut untuk menyelamatkan dan membantu korban. "Tapi dalam kasus ini kami hanya penonton, itu sangat menyedihkan," kata dia.

Karena tidak ada yang selamat, lanjut Jean Sebastian, akhirnya operasi penyelamatan berubah menjadi operasi pencarian.

"Kami diperintahkan untuk mengambil gambar dari adegan untuk laporan dan kami juga diminta untuk menemukan kotak hitam."

Dalam melakukan pencarian pun mereka harus menurungi lereng yang sangat curam. di mana puncak bukit mereka bisa melihat bagian-bagian terbesar dari puing-puing pesawat.

"Setelah 30 menit pencarian, saya menemukan sepotong jeruk logam sekitar 1 kaki (30 cm) di bagian bawah lembah dekat titik dampak dan saya langsung meminta radio untuk menunjukkan bahwa salah satu kotak hitam telah ditemukan."

Penemuannya itulah yang menjadi kunci untuk menjawab beberapa pertanyaan seputar drama kecelakaan Germanwings.

Sejak malam kecelakaan Germanwings, Jean Sebastian bersama anggota  Polisi Mountain High menghabiskan malam di lokasi kecelakaan untuk mengamankan daerah tersebut.

"Kami tidak tidur. Udaranya sangat dingin di sana dan tadi malam sangat berangin, ada empat dari kami menghabiskan malam di sana," tutur dia.

Jean Sebastian pun tak menepis adanya perasaan horor dan takut yang menghantui para tim penyelamat selama bermalam dekat puing-puing pesawat. Untuk menghilangkan rasa takut, mereka pun menyalakan api dan mengobrol satu sama lain untuk tetap terjaga.

"Kami berbicara tentang apa yang kami lihat, itu adalah bentuk terapi karena secara tidak sadar kami juga merasa trauma dengan apa yang kami lihat, sehingga ada baiknya untuk membicarakannya di antara kami, itu adalah cara untuk berurusan dengan horor yang kami saksikan," tutupnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement