REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Palang Merah Internasional menyerukan serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi untuk dihentikan sementara.
Hal tersebut diminta untuk memungkinkan pekerja bantuan mengatasi krisis kemanusiaan yang berkembang di negara tersebut.
Aljazirah melaporkan pada Sabtu (4/4), Saudi terus melanjutkan serangan udara pada pemberontak Houthi di Yaman. Padahal beberapa jam sebelumnya Palang Merang Internasional menyerukan gencaran senjata selama 24 jam. Gencatan dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada petugas bantuan membantu warga sipil di Yaman.
Juru bicara Palang Merah di Sanaa Marie-Claire Feghali mengatakan organisasinya merasa sulit membawa bantuan obat-obatan. Padahal menurutnya banyak orang yang terluka dan tak bisa mendapatkan obat-obatan serta sulit dibawa ke rumah sakit.
"Situasi kemanusiaan sangat sulit dan semakin sulit dari hari ke hari," katanya.
Salah seorang aktivis pemuda dari Sanaa, Hisham al-Omeisy, mengatakan serangan udara pada Sabtu merupakan yang terberat. Menurutnya serangan udara tak hanya menargetkan pangkalan militer, tapi juga biro politik Houthi yang berada disekitar wilayah permukiman.
Serangan udara pimpinan Saudi telah menggempur markas-markas Houthi di Yaman sejak 26 Maret lalu. PBB mengatakan, lebih dari 500 orang tewas dalam dua pekan terakhir dan 1.700 lainnya terluka. Warga di Aden bahkan mengeluhkan pemadaman listrik selama dua hari dan kurangnya pasokan air bersih.