REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Petro Poroshenko tidak keberatan terkait referendum yang bisa memberikan lebih banyak kekuatan ke daerah bergolak yang sudah terjadi lebih dari satu tahun perang.
Konflik antara pemberontak Rusia yang didukung dan pasukan pemerintah di Ukraina timur telah menewaskan lebih dari 6.000 jiwa. Mereka pun meminta adanya pemungutan suara untuk memberikan daerah mereka otonomi yang lebih.
Namun, saat itu, keinginan tersebut ditolak oleh pemerintah Ukraina pada saat itu. Pada Senin (6/4) Poroshenko bertemu dengan komisi parlemen yang menyusun amandemen hukum utama negara.
"Jika komisi memutuskan bahwa suara tersebut perlu, saya tidak akan berdiri di jalan referendum," ujarnya dalam sebuah siaran televisi yang dikutip dari AP, Senin (6/4).