Selasa 07 Apr 2015 20:58 WIB

Cina Serukan Gencatan Senjata di Yaman

Pemberontak Syiah Houthi mengenakan seragam militer berpatroli di kota Sanaa, Yaman.
Foto: AP/Hani Mohammed
Pemberontak Syiah Houthi mengenakan seragam militer berpatroli di kota Sanaa, Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan dukungan terhadap gencatan senjata di Yaman, setelah Rusia dan Palang Merah meminta jeda perang untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dan pengungsian warga.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying, mengatakan bahwa Cina sangat prihatin dengan keadaan di Yaman. "Kami menyeru semua pihak terkait segera melaksanakan gencatan senjata dan menghindari korban di kalangan warga," kata Hua dilansir Reuters, Selasa (6/4).

Dikatakan lebih lanjut, Cina juga berharap semua pihak terlibat bersungguh-sungguh dalam menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB dan usul Dewan Kerjasama Teluk serta menyelesaikan sengketa melalui pembicaraan politik, sehingga dengan cepat mengembalikan ketenangan dan tatanan hukum di Yaman.

Cina telah memerhatikan secara cermat situasi kemanusiaan di Yaman dan mendesak semua pihak untuk menghormati hukum internasional sekaligus memfasilitasi langkah-langkah evakuasi, kata Hua.

Pertempuran di Yaman telah menewaskan ratusan orang, memutus akses air dan persediaan listrik hingga menyebabkan badan anak PBB UNICEF memperingatkan bahwa Yaman sedang menuju kepada sebuah bencana kemanusiaan.

Arab Saudi, kekuatan Sunni utama di Teluk, meluncurkan operasi militer lewat udara pada 26 Maret untuk mencoba mengekang kelompok Houthi dan mengembalikan kekuasaan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang telah pergi dari Aden ke Riyadh untuk berlindung.

Komite Internasional Palang Merah dan UNICEF berencana menerbangkan pesawat bantuan ke Yaman pada Selasa, tetapi misi tersebut tertunda karena masih mencari izin dari negara-negara Arab yang masih melancarkan serangan udara dan memburu agar pesawat mendapat kepastian untuk terbang ke Yaman.

Cina yang memiliki kepentingan diplomatik yang kecil di Timur Tengah meskipun memiliki ketergantungan pada minyak di kawasan itu, sebelumnya telah menyatakan keprihatinan atas meningkatnya kekerasan di Yaman dan menyerukan sebuah solusi politik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement