REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Para pejabat tinggi Rusia, pada Kamis (16/4), menuduh Amerika Serikat sebagai penyebab kekacauan dan gejolak di Ukraina. AS disebut ingin membentuk dunia sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan butuhkan.
Menurut Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, dengan gaya retorika Perang Dingin AS dan sekutu-sekutunya membawa Ukraina mendekat dengan Barat. Hal tersebut tentu dipandang sebagai ancaman bagi Moskow sehingga mereka terpaksa bereaksi.
"AS dan sekutu-sekutunya telah melintasi semua lini yang memungkinkan untuk mendorong Ukraina ke orbit mereka. Itu tak mungkin gagal memicu reaksi kami," katanya dalam konferensi keamanan tahunan di Moskow.
Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Valery Gerasimov mengatakan hal serupa. Menurutnya, AS menganggap diri sebagai pemenang Perang Dingin sehingga melakukan hal seperti itu.
"Menganggap diri sebagai pemenang Perang Dingin, AS memutuskan membentuk dunia sesuai kebutuhannya. Dengan tujuan dominasi penuh, AS berhenti mempertimbangkan kepentingan negara-negara lain dan menghormati hukum internasional," kata Gerasimov.
Di tengah tuduhan Rusia pada AS, pasukan penerjun payung AS Brigade 173 Airborne justru baru saja tiba di Ukraina Barat. Pasukan yang berbasis di Vicenza, Italia, tersebut dikirim untuk memberikan pelatihan bagi pasukan pemerintah Ukraina.
Dilansir dari Russian Today pada Jumat (17/4), pengumuman tersebut datang dari akun Twitter Duta Besar AS Geoffrey Pyatt. Diplomat tersebut mengunggah foto pasukan AS yang berbaris di bandara di kota Lvov, Ukraina Barat.
Namun Pyatt belum memberikan jumlah pasti terkait prajurit yang dikerahkan di Ukraina. Namun dari keterangan Menteri Dalam Negeri Ukraina Aren Avakov di akun Facebooknya, ada sekitar 290 personel penerjun payung AS. Avakov mengatakan, pengiriman ini berdasarkan kesepakatan dengan Departemen Luar Negeri AS.