Jumat 24 Apr 2015 19:43 WIB

Hubungan Militer Australia - Indonesia Diperingati di Balikpapan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Tanggal 25 April diperingati sebagai hari pendaratan tentara Australia dan Selandia baru di Gallipoli, Turki. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Hari Anzac. Kota Balikpapan di Kalimantan Timur ikut memperingati Hari Anzac (Australia and New Zaeland Corps), karena sejarah militer yang dimiliki kota tersebut dengan Australia.

Kota Balikpapan memiliki hubungan yang unik dengan Australia. Perang yang terjadi di Balikpapan menjadi medan pertempuran terakhir di kawasan Pasifik pada masa Perang Dunia Kedua.

Hal ini bisa terlihat dari berdirinya Tugu Australia, yang berada pusat kota Balikpapan. Tugu ini dibangun oleh pemerintah Australia untuk memperingati pasukan divisi VII Australia yang gugur menghadapi pasukan Jepang pada saat Perang Dunia II.  Kurang lebih ada 270 orang tentara Australia yang gugur pada saat itu.

Tugu yang terletak di Jalan Sudirman tersebut didominasi dengan warna putih dan merah bata ini dikelilingi dengan beraneka macam tanaman bunga.

Sebuah plakat menjelaskan secara detil bagaimana pasukan tentara Australia saat ini membantu tentara Indonesia untuk mengusir Jepang.

Setiap tahunnya, peringatan Hari Anzac digelar di tugu ini dengan dihadiri pejabat setempat, warga Australia yang berdomisili di Balikpapan dan sekitar Kalimantan, beberapa anggota TNI dan polisi, serta tentunya para veteran perang.

"Tentara Australia saat itu berada di Balikpapan untuk membantu Indonesia mengusir tentara Jepang, dari bulan Mei hingga Agustus 1945. Bahkan sejak tahun 1971, Angkatan Laut Australia memiliki kapal yang diberi nama HMAS Balikpapan," ujar Russel Wood, salah satu Ketua Komite Hari Anzac di Balikpapan.

Peringatan Hari Anzac di Balikpapan sudah berlangsung hampir 16 tahun, menjadi salah satu perayaan Hari Anzac terbesar di Indonesia.

"Setelah Jakarta, Balikpapan menjadi kota dengan perayaan terbesar Hari Anzac. Biasanya dihadiri hingga 200 orang," kata Wood.

Sama seperti perayaan Hari Anzac di belahan dunia lainnya, Upacara Peringatan digelar sebelum matahari terbit, dikenal sebagai Dawn Service. Kemudian diikuti dengan Gunfire breakfast, atau sarapan pagi bersama.

"Perayaan Hari Anzac mendapat dukungan penuh dari Kota Balikpapan dan walikotanya. Beberapa anggota TNI dan Polisi juga ikut serta membantu dan hadir dalam peringatan tersebut," jelas Wood.

Bahkan Wood mengatakan semua urusan logistik untuk keperluan peringatan dilakukan semuanya oleh warga Balikpapan.

"Ada staf dan tim relawan untuk peringatan Hari Anzac Day, dan 40 orang adalah orang Indonesia, setiap tahunnya."

"Kita juga bekerja sama dengan Asosiasi Veteran Pejuang Indonesia dan Asosiasi Warakawuri [para wanita yg ditinggal mati oleh suaminya di medan peperangan],".

Wood mengatakan peringatan Hari Anzac mendapat sambutan yang positif selama ini. Tapi ia juga mengaku kalau ada tantangan tersendiri untuk menjelaskan konsep Hari Anzac dan apa yang terjadi di Gallipoli kepada warga Indonesia.

"[Hubungan antara warga] people to people relationship, antara Balikpapan dan Australia sangat baik. Banyak kerjasama antara organisasi di sini [Balikpapan] dengan Australia yang telah terjalin."

Usai upacara peringatan, Balikpapan pun menggelar pertandingan sepakbola gaya Australia, untuk memperebutkan Anzac Day Cup.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement