Sabtu 25 Apr 2015 06:45 WIB

Diduga akan Teror Vatikan, Polisi Amankan 10 Orang

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Bilal Ramadhan
 Lapangan St Peter di Vatikan
Foto: AP/Riccardo De Luca
Lapangan St Peter di Vatikan

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Kepolisian Italia mengamankan 10 orang yang diduga memiliki kaitan erat dengan Al Qaeda. 10 orang, yang rata-rata berasal dari Pakistan dan Afghanistan itu, diduga bakal melakukan serangan ke kota suci bagi umat Katolik sedunia, Vatikan.

Tidak hanya itu, Kepolisian Italia kini juga tengah melakukan pengejaran terhadap delapan orang lainnya. Penangkapan ini dilakukan lewat serangkaian penggerebekan di seluruh Italia. Salah satunya pemimpinnya dilaporkan ditangkap di Utara Bergamo, sebuah kota di Italia Utara, pada Jumat (24/4) waktu setempat.

Menurut Jaksa Penuntut Cagliari, Mauro Mura, kelompok yang diduga kuat berafiliasi dengan Alqaidah ini tidak hanya merencanakan melakukan serangan teror di Pakistan dan Afghanistan, tapi juga berencana melakukan aksi teror ke Vatikan.

Bahkan, Mura menyebut, kelompok ini telah merencanakan untuk menyerang Vatikan sejak Maret 2010 silam. Hal ini berdasarkan hasil penyadapan telepon yang dilakukan Kepolisian Italia. ''Ada sinyal sejumlah persiapan yang tengah mereka lakukan,'' kata Mura seperti dikutip Associated Press, Sabtu (25/4).

Lebih lanjut, Mura mengungkapkan, pihaknya sebenarnya telah meningkatkan pengamanan di Vatikan dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini dilakukan untuk mengantisipasi aksi bom bunuh diri yang bakal dilakukan kelompok militan itu di tengah-tengah lapangan Gereja Santo Petrus di pusat Kota Vatikan.

Hal senada juga diakui Kepala Unit Kepolisian yang menangani kasus tersebut, Mario Carta. Menurutnya, berdasarkan hasil penyadapan, mereka menyebutkan bakal ada 'jihad besar di Italia'. Selain itu, kelompok itu juga memberikan kerap menggunakan istilah 'baba' yang dianggap merujuk kepada Paus Fransiskus.

Hasil percakapan inilah yang akhirnya membuat Kepolisian untuk langsung bertindak dan memburu para anggota kelompok tersebut. ''Kami memang belum memiliki bukti, tapi kami memiliki kecurigaan yang cukup kuat,'' ujar Carta seperti dikutip Reuters.

Seperti halnya negara-negara Eropa Barat lainnya, Italia memang terus mewaspadai adanya seranga-serangan terorisme. Terakhir, sebuah serangan teror menimpa Kantor Majalah di Prancis, Charlie Hebdo.

Kepolisian Italia juga mencurigai salah satu jalur masuk utama para pelaku teror itu adalah melalui jalur-jalur yang dilalui para imigran yaitu lewat pelabuhan di sepanjang Laut Mediterania.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement