Rabu 29 Apr 2015 08:34 WIB

Uni Eropa Minta Iran Ikut Menengahi Konflik Suriah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Presiden Iran Hassan Rouhani.
Foto: Reuters
Presiden Iran Hassan Rouhani.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Uni Eropa berharap Iran akan memainkan peran penting untuk memulai kembali perundingan dalam konflik Suriah, Selasa (28/4). Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura mengatakan, ia akan bertemu dengan pihak berwenang Iran pada Mei, mendatang.

Mistura juga akan bertemu dengan kelompok oposisi dan pihak berwenang Suriah. Mereka akan mempertimbangkan masuknya Iran sebagai penengah perundingan Suriah.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Mogherini mengatakan, peran Iran akan meningkat secara baik jika berhasil menyelesaikan perjanjian nuklir. Setelah itu Iran dapat mengambil peran positif di Suriah.

''Seruan untuk Iran memainkan peran utama dan positif juga, demi mendukung transisi Suriah,'' kata Mogherini yang telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. Ia mengacu pada rencana PBB pada 2012 terkait transisi Suriah yang belum ada realitasnya.

Sekjen PBB, Ban Ki-moon meminta Mistura untuk fokus memulai proses politik setelah upaya menengahi gencatan senjata Allepo gagal.

Amerika Serikat dan beberapa negara Arab telah menolak masuknya Iran dalam pembicaraan damai Suriah. Mereka menuduh Teheran sebagai masalah, bukan solusi. Iran sekutu setia yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Mogherini mengatakan, masuknya Iran sangat penting. ''Saya mengerti betul kekhawatiran banyak negara Arab, tapi kita tidak bisa naif dengan menghilangkan mereka,'' katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement