Jumat 01 May 2015 13:00 WIB

Hollande, Merkel, Putin dan Poroshenko: Pertempuran Harus Dihentikan

Warga Krimea, Ukraina memilih bergabung dengan Rusia.
Foto: Reuters
Warga Krimea, Ukraina memilih bergabung dengan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pemimpin Prancis, Jerman, Ukraina dan Rusia membahas situasi di Ukraina Timur melalui telepon pada Kamis (30/4).

Presiden Prancis Francois Hollande, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Ukraina Petro Poroshenko dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pelanggaran gencatan senjata dan pertempuran di dekat Marioupol, Chtchastis, Bandar Udara Donetsk dan Daerah Chirokino mesti dihentikan.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan kantor presiden Prancis, para pemimpin tersebut menyepakati peran mendasar Organisasi bagi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) dalam meningkatkan seruan gencatan senjata dan mengabsahkan penarikan senjata berat.

Mereka juga mengkaji pelaksanaan semua tindakan yang disebutkan di dalam paket yang disahkan di Minsk pada 12 Februari tahun ini.

Para pemimpin itu sepakat empat kelompok kerja kelompok kontak mengenai masalah keamanan dan politik, masalah ekonomi dan pembangunan kembali dan pengungsi mesti bertemu dalam beberapa hari ke depan.

Itu akan menandai awal tahap politik mengenai pelaksanaan kesepakatan Minsk.

Pertempuran sengit berkecamuk lagi di Ukraina Timur hingga menewaskan empat orang dan melukai tujuh orang lagi dalam satu hari terakhir.

Juru bicara bagi Operasi Militer Pemerintah di Ukraina Timur Andriy Lysenko mengatakan satu prajurit Ukraina tewas dan empat lagi cedera dalam pertempuran melawan gerilyawan pro-Rusia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement