Ahad 03 May 2015 13:22 WIB

Warga Baltimore Desak Penghapusan Jam Malam

Rep: c23/ Red: Angga Indrawan
Seorang demonstran merusak mobil polisi di Baltimore, Maryland, AS, Senin (27/4)
Foto: reuters
Seorang demonstran merusak mobil polisi di Baltimore, Maryland, AS, Senin (27/4)

REPUBLIKA.CO.ID, BALTIMORE –- Ratusan warga Baltimore mengadakan long march pada Sabtu (2/5), setelah sehari sebelumnya enam polisi ditangkap karena kasus kematian Freddie Gray. Dalam aksi tersebut, anggota masyarakat Baltimore mendesak pemerintah mencabut pemberlakuan jam malam di sana.

“Selama lima hari ini, warga telah berada di bawah jam malam (pukul 22:00-05:00). Saya pikir, kita harus memberi kepercayaan lagi pada warga. Jam malam ini harus dihentikan,” kata Jay Morisson, anggota Komitas Koalisi YMC, seperti dilaporkan CNN, Sabtu (2/5).

Anggota Dewan Kota Baltimore, Brandon Scott, juga menentang perpanjangan masa jam malam di Baltimore. Selain berdampak pada kegiatan ekonomi, kata Scott, akan ada penentangan dari warga jika peraturan jam malam itu diperpanjang.

“Kita bisa melihat beberapa pengusaha yang menutup usahanya dengan pihak laga,” kata Scott, menyinggung pertandingan tinju antara Manny Pacquiao dengan Floyd Mayweather.

Selain menuntut pemberhentian aturan jam malam, para demonstran juga meminta keadilan atas meninggalnya Gray. Dari beberapa papan pesan yang dibawa demonstran, satu di antaranya bertuliskan ‘Ini adalah hak untuk memberontak’.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement