Senin 11 May 2015 13:40 WIB

Penakluk Everest Lirik Rute Baru Lewat Cina

Rep: Gita Amanda/ Red: Indira Rezkisari
Kondisi tenda pendaki gunung yang rusak diterjang salju longsor akibat gempa bumi di Gunung Everest, Sabtu (25/4).
Foto: Azim Afif via AP
Kondisi tenda pendaki gunung yang rusak diterjang salju longsor akibat gempa bumi di Gunung Everest, Sabtu (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Pendaki asal Denmark Carsten Pedersen mengaku bencana di Nepal tak menyurutkan impian masa kecilnya menaklukkan Gunung Everest. Menurutnya, jika pemerintah Nepal tak kunjung membuka izin pendakian maka ia akan mencoba rute lain salah satunya melalui Cina.

"Untuk setiap reaksi, akan ada reaksi lainnya," kata Pedersen yang telah menghabiskan lebih dari 110 ribu dolar dalam usaha ketiganya menaklukkan Everest, seperti dilansir Reuters, Senin (11/5).

Menurutnya jika pemerintah tak kunjung memperpanjang izin pendakian, maka kemungkinan ia akan ke Tibet untuk mencari rute alternatif pendakian ke Everest.

Jika jumlah pendaki gunung banyak yang beralih rute, ini akan merusak industri pendakian di Nepal. Seperti diketahui pendakian ke Everest merupakan salah satu motor pariwisatan Nepal. Dari izin pendakian saja, Nepal bisa meraup untung hingga 340 juta dolar. Everest memang memainkan peran penting dalam industri pariwisata Nepal.

"Gunung ini memiliki dampak besar pada pariwisata di negara ini," kata mantan kepala departemen pariwisata Nepal Prachanda Man Shrestha. Para pendaki mengatakan, Asosiasi Gunung Cina Tibet telah bergerak cepat membantu tim ekspedisi untuk turun pasca gempa.

Nepal belum secara resmi menutup Everest. Namun Managing Director Shangri-La Nepal Trek di Kathamandu Jiban Ghimire mengatakan, jika pemerintah tak cepat memutuskan maka semua orang akan pergi ke sisi utara. "Sebab Cina memperlakukan semua dengan baik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement