Kamis 14 May 2015 01:24 WIB

Konflik Yaman, 12 Juta Warga Yaman tak Miliki Akses Pangan dan Air Bersih

Rep: c37/ Red: Dwi Murdaningsih
Kondisi wilayah di Sanaa, Yaman, akibat perang antara milisi Houthi dan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Foto: Reuters
Kondisi wilayah di Sanaa, Yaman, akibat perang antara milisi Houthi dan pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan akan memberikan bantuan 300 ton tikar tidur, selimut, dan terpal plastik ke Yaman dalam lima hari gencatan senjata di Yaman, jika gencatan senjata tersebut tidak dilanggar.

“Jeda kemanusiaan sangat dibutuhkan di Yaman untuk mendatangkan bantuan kemanusiaan. Apalagi persediaan yang ada di negara tersebut  semakin habis dan menambah penderitaan warga sipil,”kata juru bicara UNHCR Adrian Edwards seperti dilansir dari Reuters pada Rabu (13/5).

Lembaga nirlaba Oxfam mengatakan lima hari tidak cukup waktu untuk memindahkan pasokan ke dalam dan di seluruh negeri Yaman.

“Masih belum jelas bagaimana gencatan senjata selama lima hari tersebut akan memastikan pengiriman bantuan kepada 12 juta orang tanpa akses ke makanan yang cukup, air bersih, bahan bakar atau bahkan perawatan medis dasar," kata Grace Ommer, direktur Oxfam di Yaman.

Konflik di Yaman telah menewaskan sedikitnya 600 orang, melukai lebih dari 2.000 warga dan sekitar 300.000 warga menjadi pengungsi, sejak pemberontak Houthi bersekutu dengan Iran merebut ibukota Sanaa pada bulan September dan mengusir presiden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement