Sabtu 16 May 2015 22:10 WIB

Eksodus Massal Warga Berundi, Tanzania Kewalahan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ilham
Tentara diturunkan ke jalan untuk mengatasi kerusuhan di Burundi menentang pemilihan Presiden Pierre Nkurunziza untuk periode ketiga
Foto: reuters
Tentara diturunkan ke jalan untuk mengatasi kerusuhan di Burundi menentang pemilihan Presiden Pierre Nkurunziza untuk periode ketiga

REPUBLIKA.CO.ID, BUJUMBURA -- Sekitar 50 ribu pengungsi saat ini dilaporkan tinggal di pinggiran Danau Tangyanika akibat krisis politik di Burundi. Menurut Menteri Dalam Negeri Tanzania, Isaac Nantanga, pemerintah Tanzania telah berusaha untuk menerima para pencari suaka dari Burundi.

Namun, lanjutnya, pemerintahannya kewalahan dengan jumlah para pencari suaka yang melonjak. "Ada banyak sekali warga saat ini, dan kami sangat sulit menangani ketika muncul ancaman kesehatan," kata Nantanga, dilansir dari Aljazeera, Sabtu (16/5).

Lebih dari 105 ribu warga Burundi telah meninggalkan negaranya, dan sekitar 70 ribu diantaranya telah memasuki Tanzania sejak krisis politik terjadi di Burundi. Sedangkan, sekitar 26.300 warga Burundi tercatat telah memasuki Rwanda yang mayoritasnya tinggal di kamp pengungsi Mahama.

Seperti diketahui, saat ini tengah terjadi krisis di ibukota Burundi, Bujumbura selama tiga pekan terakhir. Krisis ini terjadi setelah Presiden Pierre Nkurunziza mengatakan akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden.

Menurut para aktivis, setidaknya 20 warga telah tewas dalam bentrokan dengan aparat kepolisian. Pemerintah berkali-kali membantah tuduhan telah menggunakan kekerasan. Namun, krisis tersebut memicu terjadinya eksodus di perbatasan.

Sebelumnya, dalam rilisnya, UNHCR telah memperingatkan terjadinya gelombang pengungsi yang meningkat tajam dalam beberapa hari. "Terdapat juga laporan sekitar 10 ribu warga tengah mengantri dan menunggu melintasi perbatasan masuk ke Tanzania," kata UNHCR.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement