Jumat 12 Jun 2015 14:49 WIB

Kantor Save the Children Pakistan Ditutup Pemerintah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Save the Children
Foto: ghananewsagency.org
Save the Children

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Kantor kelompok bantuan internasional, Save the Children di Islamabad, Pakistan ditutup pemerintah. Semua stafnya diperintahkan segera meninggalkan Pakistan, Jumat (12/6).

Polisi memasang segel di kantor atas perintah dari Kementerian Dalam Negeri. Pemerintah belum mengeluarkan pernyataan terkait alasan penutupan. Namun, seorang pejabat di kementerian mengatakan LSM tersebut terlibat aktivitas antiPakistan.

"Aktivitas mereka telah diawasi sejak lama. Mereka melakukan sesuatu yang melanggar nilai Pakistan," kata pejabat yang tidak ingin disebut nama tersebut.

Pejabat pemerintah dibantu polisi mengunci dan menyegel gerbang kantor pasca jam kerja. Seorang pejabat senior pemerintah, Kamran Cheema mengonfirmasi penutupan atas perintah pemerintah.

"Kita tidak tahu alasan dibalik perintah tersebut. Kami hanya dikirimi notifikasi kantor ini harus disegel dan semua staf ekspatriat harus dikirim pulang dalam 15 hari,'' kata Cheema, dikutip IBTimes.

Jubir Save the Children mengatakan penyegelan tanpa pemberitahuan. "Kami sangat keberatan dan meningkatkan konsen kami ke tahap paling tinggi," kata dia.

Menurutnya, LSM hanya bekerja sesuai dengan aturan. Semua pekerjaan dilakukan atas persetujuan dan kerja sama dengan pemerintah. "Kami bekerja untuk meningkatkan layanan publik, sistem kesehatan, nutrisi, pendidikan dan kesejahteraan anak," katanya.

Pada 2012, Pakistan menuduh LSM terkait dengan dokter Shakeel Afridi yang merupakan intelegen CIA. Ia dituduh melakukan program vaksinasi palsu untuk mengetahui posisi Osama bin Laden.

Save the Children menyangkal keterlibatan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement