Ahad 14 Jun 2015 23:03 WIB

Dubes Arab Saudi: 'Bantuan' Untuk Yaman adalah Kewajiban

Rep: C26/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Tentara Arab Saudi berjaga di perbatasan Yaman.
Foto: Reuters
Tentara Arab Saudi berjaga di perbatasan Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Yaman, Arab Saudi menyebut bantuan serangan ke Yaman sebagai sebuah kewajiban. Sebab tentunya hubungan emosional Arab Saudi dan Yaman lebih dekat.

Hal ini diungkapkan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Ibrahim Al Mubarak yang menyebut antara Arab Saudi dam Yaman memiliki kedekatan lebih baik dari sisi agama, bahasa, dan wilayah yang bertetangga.

"Berkaitan dengan serangan memang kita melakukan tindakan itu akan mendapatkan serangan balik. Tapi tindakan itu adalah kewajiban kita untuk membantu dalam konteks mengembalikan legimitasi. Hubungan emosional kita lebih dekat dari sisi agama bahasa kita lebih dekat," kata Mustafa kepada Republika di Gedung Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta Pusat.

Menurutnya hubungan kedua negara ini sudah sangat dekat apalagi banyak juga masyarakat Yaman yang tinggal di Arab Saudi. Walaupun ada pula yang sebenarnya tidak punya izin yang legal untuk tinggal di Yaman. Tapi pemerintah Arab Saudi ingin memberikan solusi membantu penyelesaian krisis Yaman yang mengancam nyawa-nyawa tidak berdosa.

Karena bagaimanapun juga Arab berbatasan langsung dengan wilayah ini dan termasuk negara tetangga yang berhubungan dekat dengan Yaman. Sudah sangat wajar dan merupakan sebuah kewajiban untuk berupaya membantu mengembalikan stabilitas negara tersebut. Jadi, ujar dia, jika ada negara lain yang ingin membantu Yaman seharusnya mereka kurang memiliki alasan atas upaya tersebut.

Baginya keamanan Yaman sama halnya dengan keamanan Arab. Tidak bisa dipisahkan apalagi perbatasan darat keduanya panjang sekali. Ia menyebut Arab juga sering mendapat serangan dari Houthi. Di Jizan mengalami banyak serangan sehingga masyarakat sudah dipindahkan ke tempat yang lebih aman.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement