Senin 20 Jul 2015 16:45 WIB

Cameron: Teori Konspirasi Yahudi Hancurkan Islam Harus Ditentang

Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Foto: AP
Perdana Menteri Inggris David Cameron.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan teori konspirasi dari komplotan rahasia Yahudi yang kuat atau rencana Barat untuk menghancurkan Islam harus ditentang. Hal itu sebagai upaya melawan radikalisasi.

Dalam pidato di Kota Birmingham Inggris Tengah, Cameron yang akan mengumumkan rencana lima tahun ke depan berencana mengatasi tumbuhnya ekstremisme Islam dan berupaya membantu mengintegrasikan segala komunitas di Inggris.

"Anda tidak perlu mendukung kekerasan untuk menganut paham tidak bertoleransi tertentu yang menciptakan iklim di mana ekstremis dapat berkembang," kata Cameron dalam pernyataan yang dirilis, Senin (20/7).

Menurut Cameron, ide itu juga didasarkan pada konspirasi bahwa orang Yahudi menggunakan kekuatan jahat atau kekuatan Barat untuk mencapai persetujuan dengan Israel yang sengaja memalukan umat muslim karena tujuannya adalah menghancurkan Islam.

 

Cameron juga menyerang pandangan yang memandang kemiskinan dan kebijakan luar negeri Barat bertanggung jawab atas adanya terorisme. "Argumen tersebut terkait keluhan tentang kemiskinan dan kebijakan luar negeri harus ditentang," kata Cameron.

Pemerintah Konservatif yang berhaluan tengah-kanan pimpinan Cameron telah berupaya untuk mengatasi radikalisasi sejak Cameron memenangkan periode kedua kepemimpinannya untuk jangka waktu lima tahun ke depan pada Mei lalu.

Pertanyaan tidak nyaman telah meningkat sejak gelombang orang-orang yang telah meninggalkan Inggris untuk bergabung dengan kelompok ISIS yang telah secara brutal mengontrol wilayah di Irak dan Suriah dan Cameron mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena kebijakan integrasi yang gagal pada masa lalu.

"Untuk semua keberhasilan kami sebagai sebuah negara multi-ras, multi-kepercayaan, namun kita harus menghadapi kebenaran yang tragis bahwa ada orang yang lahir dan dibesarkan di negeri ini tidak benar-benar teridentifikasi dengan Inggris," kata Cameron.

Ia mengatakan ketika kelompok-kelompok seperti ISIL atau ISIS berusaha untuk menggalang orang-orang muda Inggris dan meracuni mereka dengan rasa ikut memiliki dan menyatakan bahwa mereka bisa kekurangan di negerinya, dapat membuat mereka lebih rentan terhadap radikalisasi dan bahkan kekerasan terhadap orang Inggris lainnya.

Sebagai tanggapan, perdana menteri mengumumkan ulasan bagaimana cara meningkatkan peluang bagi orang-orang muda dari latar belakang minoritas, membantu orang belajar bahasa Inggris, dan meningkatkan integrasi di masyarakat terpencil di Inggris, menurut pernyataan dari kantor Cameron.

Perdana menteri bersumpah secara penuh untuk menanggapi pembunuhan 30 wisatawan Inggris dalam serangan senjata di Tunisia yang diklaim dilakukan oleh ISIS pada bulan lalu. Cameron juga telah mengindikasikan bahwa ia kemungkinan berusaha untuk meningkatkan peran Inggris dalam pertempuran melawan ISIS.

Ia juga berusaha untuk mencari suara lain di parlemen terkait rencana untuk melakukan serangan udara di Suriah, setelah sebelumnya proposal yang diajukannya ditolak pada 2013.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement