Sabtu 17 Oct 2015 21:28 WIB

PBB Kutuk Kematian Pengungsi Afganistan di Bulgaria

Rep: C25/ Red: Ilham
Dewan HAM PBB
Dewan HAM PBB

REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA -- Badan pengungsi PBB mengutuk keras kematian seorang pengungsi, yang ditembak oleh penjaga perbatasan dekat kota Sredets, Bulgaria. PBB menyerukan penyelidikan dilakukan atas insiden tersebut.

"Kami menyesalkan kematian seorang pencari suaka Afghanistan, yang berusaha mencari keselamatan di seberang perbatasan," kata juru bicara badan pengungsi PBB, Boris Cheshirkov pada Jum-at (16/10), seperti dilansir On Islam.

"Kami menyerukan pihak berwenang Bulgaria untuk melakukan penyelidikan langsung, transparan dan independen. Mencari suaka merupakan hak asasi manusia universal dan bukan kejahatan," katanya.

Insiden yang disebut pertama dalam krisis migrasi selama ini, membuat badan pengungsi PBB mengutuk penggunaan kekuatan kepada migran. Kementerian Dalam Negeri Bulgaria membenarkan pengungsi tersebut ada di antara kelompok besar pengungsi yang datang dari Palestina.

"Kelompok besar migran ilegal berusaha untuk masuk Bulgaria dari Turki. Satu orang mengalami luka tembak dalam insiden itu dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit," ujar seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Bulgaria.

Dilaporkan bahwa patroli dari dua penjaga perbatasan dan polisi mencegat 50 orang setelah menyeberang ke wilayah Bulgaria. "Mereka melakukan perlawanan saat penangkapan," kata Georgi Kostov, kepala sekretaris kementerian dalam negeri mengatakan pada konferensi pers.

"Menurut salah satu petugas, tembakan peringatan telah dikeluarkan di udara dan salah satu pendatang terluka oleh tembakan memantul dan kemudian meninggal," kata Georgi Kostov berdalih.

Kostov menerangkan para pengungsi yang dikatakan berasal dari Afghanistan, berusia antara 20-30 tahun dan dalam kondisi baik. Setelah mendengar insiden itu, Perdana Menteri Bulgaria Boiko Borisov, meninggalkan pertemuan puncak pengungsi Uni Eropa di Brussels.

"Perdana Menteri Borisov memberitahu saya sebelum ia pergi. Ini menunjukkan betapa pentingnya diskusi kami. Kami siap membantu membangun kembali kontrol perbatasan eksternal," ujar Presiden Dewan Eropa Donald Tusk di Brussels.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement