Ahad 01 Nov 2015 08:30 WIB

Ini Tanggapan Rusia Soal Keputusan AS Kerahkan Pasukan ke Suriah

Militer Rusia memasang rudal di pesawat Sukhoi untuk menyerang basis ISIS di Suriah.
Foto: Reuters
Militer Rusia memasang rudal di pesawat Sukhoi untuk menyerang basis ISIS di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Jumat bahwa keputusan Amerika Serikat untuk mengerahkan pasukan khusus di Suriah akan membuat kerja sama antara angkatan bersenjata kedua negara lebih penting.

Pada Jumat pagi para pejabat AS mengungkapkan rencana-rencana untuk menempatkan puluhan tentara dengan kemampuan khusus sebagai penasehat di Suriah guna membantu memerangi para militan Negara Islam.

Lavrov, yang berbicara setelah pembicaraan multilateral mengenai krisis Suriah di Wina, juga mengatakan pembahasan mengenai pengamanan suatu gencatan senjata dalam perang saudara empat tahun akan berlanjut tetapi pertempuran melawan kelompok-kelompok teroris juga akan berhenti.

Dari Washington, Presiden Barack Obama telah memberikan wewenang untuk pengerahan pertama pasukan khusus ke Suriah, kata Gedung Putih pada Jumat. Obama merestui pengerahan pasukan operasi khusus beranggota kurang dari 50 di bagaian utara Suriah dalam usaha memperkuat pasukan yang berperang melwan kelompok IS, kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.

Gedung Putih membantah langkah itu merupakan kebalikan dari janji Obama untuk tidak mengerahkan pasukan tempur di Suriah. "Strategi kami tidak berubah," kata Earnest.

Selama setahun lebih, AS telah memimpin koalisi beranggota 65 negara yang melanacarkan serangan-serangan udara terhadap lebih 13 ribu sasaran IS di Irak dan Suriah.

Tetapi di Suriah, usaha-usaha untuk memerangi para militan IS terganggu kompleksitas perang saudara yang membunuh lebih 240 ribu orang sejak Maret 2011 dan menimbulkan krisis pengungsi paling serius sejak Perang Dunia II.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement